Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan stok pupuk aman jelang musim tanam di Oktober 2021, khususnya untuk wilayah Kalimantan dan Sulawesi yang menjadi wilayah penyaluran PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

“Saya menyambut baik upaya yang dilakukan PKT untuk turut menyukseskan musim tanam kali ini, dengan memastikan kesiapan stok pupuk subsidi yang terbilang sangat aman untuk didistribusikan ke wilayah operasional PKT. Untuk mencapai swasembada di tahun depan, intervensi pupuk harus tinggi,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo, Selasa (14/9).

Menteri Pertanian Syahrul meninjau langsung ke pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur serta  memantau  proses dan kapasitas produksi yang ditargetkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pupuk dan siap disalurkan sesuai alokasi yang telah ditetapkan di wilayah tanggung jawab perusahaan di delapan wilayah, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman juga memastikan bahwa Pupuk Indonesia telah menyiapkan pupuk secara nasional untuk menghadapi musim tanam nasional.

“Pupuk Indonesia bertanggung jawab dalam penyediaan dan penyaluran pupuk subsidi secara keseluruhan, di mana proses distribusinya dimonitor melalui teknologi Distribution Planning and Control System (DPCS) ke seluruh Indonesia dan ke seluruh kios,” katanya.

Sementara Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menyatakan komitmennya untuk terus memaksimalkan ketersediaan pupuk dan operasional bisnis meski di tengah berbagai tantangan akibat pandemi COVID-19. Tercatat, per 9 September 2021 sebanyak 76.681 ton stok pupuk telah tersedia di gudang PKT yang tersebar di sejumlah wilayah tanggung jawab perusahaan, terdiri dari 73.596 ton Urea subsidi dan 3.085 ton NPK Formula Khusus.

Selain memastikan ketersediaan stok pupuk subsidi aman, kunjungan Mentan sekaligus memantau Gudang UBS 6, Central Control Room Pabrik 6, serta Pelabuhan BSL 1 dan 2, yang tengah dilakukan PKT untuk terus memaksimalkan pemenuhan kebutuhan di industri pertanian, khususnya dalam negeri. Hal ini dilakukan sesuai dengan upaya pemerintah untuk terus menjadikan sektor pertanian sebagai sektor unggulan Indonesia dan mampu menopang perekonomian nasional.

Selain itu pembangunan pabrik amoniak dan urea yang tengah dilakukan PKT di Papua Barat diharapkan dapat menggerakkan perekonomian di wilayah Papua Barat, mendukung ketahanan pangan nasional, dan memonetisasi gas yang cukup melimpah dengan harga yang kompetitif di Papua Barat.

PKT juga akan meningkatkan kapasitas NPK dengan membangun pabrik NPK baru kapasitas 100.000 MTPY (metric ton per year), khususnya untuk memenuhi kebutuhan NPK di Kalimantan dan Sulawesi yang masih memiliki potensi pasar yang cukup besar.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid