Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Aktual/HO-Humas Kementan

Jakarta, aktual.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap bahwa sejumlah merek beras oplosan telah menarik produknya dari peredaran. Beberapa di antaranya juga sudah melakukan penyesuaian harga agar sesuai dengan standar yang berlaku.

Pernyataan tersebut disampaikan Amran dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/7/2025). Ia menyebut bahwa uji sampel dilakukan terhadap 268 merek beras yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Alhamdulillah kemarin kami cek merek yang sudah diumumkan itu sudah mulai sebagian, belum seluruhnya, Ibu, itu menarik dan mengganti harganya. Harganya sesuai standar dan kualitasnya sama. Itu yang terjadi ini, sudah ada perubahan, Ibu,” ucap Amran.

Meski demikian, Kementan tetap mengambil langkah hukum dengan mengirimkan surat ke aparat penegak hukum, termasuk kepolisian dan Kejaksaan Agung. Amran menyampaikan bahwa sejauh ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap 26 merek.

“Tanggal 10 sudah diperiksa, ada 26 merek, dan menurut laporan yang kami terima, bahwa mereka mengakui,” ucap Amran.

Dari hasil pengujian laboratorium, Amran menyebut bahwa 85 persen beras berlabel premium ternyata tidak memenuhi standar mutu. Pengecekan dilakukan melalui 13 laboratorium di berbagai wilayah.

“Kemudian ini 85% yang tidak sesuai standar. Ada yang dioplos, ada yang tidak dioplos, langsung ganti kemasan. Jadi ini semua beras curah tetapi dijual harga premium. Beras curah tetapi dijual harga medium,” tuturnya.

“Ada 13 (lab) seluruh Indonesia, karena kami khawatir kalau ada beda hasil dari lab. Jadi kami sangat hati-hati, Ibu Ketua,” tambah dia.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, menyoroti maraknya praktik pengoplosan beras premium dengan kualitas rendah dan mendesak agar perusahaan pelakunya diberi sanksi tegas.

“Beras oplosan ya, prihatin ya zaman sekarang masih ada yang oplos-oplos, perusahaan besar lagi ya. Saya rasa harus ditindak lah gitu, supaya ada efek jera gitu,” kata Titiek.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah tengah berusaha keras mewujudkan swasembada pangan dan semua pihak seharusnya mendukung langkah tersebut.

“Kita semua ini lagi ingin swasembada, ingin meningkatkan urusan pangan, kita sama bareng-barenglah semuanya supaya tertib gitu,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain