Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan (kiri) berdiskusi dengan Menhut Siti Nurbaya (kanan) saat Rapat Terbatas membahas Harmonisasi Peraturan Perijinan Terkait Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Ijin Gangguan (HO) di Kantor Kepresidenanan, Jakarta, Selasa (15/3). Dalam rapat tersebut Presiden mengimbau agar Kementerian terkait bersinergi sehingga fungsi pemerintah dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup semakin mudah, jelas dan terintegrasi. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/aww/16

Kupang, Aktual.com — Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan, telah meresmikan enam gedung Kantor Pertanahan di enam Kabupaten di NTT.

“Ada enam kantor Pertanahan yang sudah saya resmikan hari ini, walaupun saya tidak langsung ke daerahnya masing-masing,” katanya kepada wartawan saat melakukan kunjungan kerjanya di Kupang, Sabtu (30/4).

Enam prasasti yang ditandatangani tersebut adalah Kantor Pertanahan Kota Kupang, Kantor Pertanahan Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Kantor Pertanahan Nagekeo serta Kantor Pertanahan dari Kabupaten Manggarai.

Keberadaan keenam gedung kantor Pertanahan itu bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan pertanahan di daerah-daerah.

“Tadi saya sudah bilang, kalau gedung kantor ini sudah disiapkan tetapi tidak bermanfaat saya minta bapak wakil Gubernur untuk menutupnya saja, dari pada tidak bekerja.”

Hingga saat ini baru ada 20 gedung kantor petanahan yang tersebar di sejumlah kabupaten di NTT serta dua kantor perwakilan pertanahan. Dengan ditambah empat gedung maka hingga kita sudah ada 24 gedung baru kantor pertanahan.

Sebelumnya Ferry yang pernah menjadi kader partai Golkar dan saat ini berada di Nasdem telah memberikan 32 sertifikat tanah kepada 32 warga sebagai perwakilan dari 14 ribu warga di NTT yang hari ini mendapatkan sertifikat tanah.

Hingga saat ini pemerintah juga lanjutnya terus mendata warga-warga di NTT yang masih terkendala dengan kepemilikan lahan. Baik itu di pinggiran kota maupun di wilayah pedalaman.

Salah satunya adalah di sejumlah wilayah perbatasan yang berbatasan dengan Timor Leste serta pulau-pulau terluar baik di NTT maupun di sejumlah daerah di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu