“Dominasi struktur impor barang konsumsi semakin besar. Sekarang 9%. Ini indikasi bahwa pertumbuhan industri lain mengambil keuntungan dari market negara kita,” ucapnya kepada wartawan, Kamis (2/8).

Terkait hal ini, ia mengingatkan, penting bagi Presiden Joko Widodo untuk memperbaiki sisi kelembagaannya di sektor ekonomi jika mau memimpin lagi di periode ke depan.

Dirinya melihat kalau sejauh ini banyak ketidaksolidan diantara para pembantu kepresidenan. Khususnya terkait data yang tidak seragam dengan kebutuhan yang ada.

Salah satunya, ia menilai, Kementerian Pertanian kerap mengeluarkan data yang berbeda dengan Badan Pusat Statistik. Yang pada akhirnya, data yang berbeda ini membuat tataniaga berbagai bermasalah karena dimanfaatkan oleh segelintir pihak.

“Kementerian Pertanian selalu mengklaim produksinya cukup dan cukup untuk beberapa komoditas. Sementara di pasar harganya mahal. Ini kan sangat anomali,” imbuh akademisi IPB ini lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid