Yang juga perlu dperhatikan adalah terkait sektor industri. Pasalnya, sektor ini sangat berperan terhadap produk domestik bruto (PDB). Sayangnya, pertumbuhannya sekarang sangat melambat. Kementerian BUMN dinilainya, kurang mendukung tercapainya hal ini.

“Sangat sulit di atas 5%. Ini harus kembali lagi kita mesti melakukan reindustrialisasi. Kembangkan industri yang kita potensinya. Pertama industri agro, industri mining,” tutur Heri.

Sementara itu menurut Direktur Centre For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi juga mengomentari kebijakan pangan ini, Dia menyebut, tugas-tugas yang diberikan kepada kementerian dalam hal pangan seolah menunjukkan Presiden tidak memahami persoalan pangan.

Kesan ini timbul lantaran tidak adanya data mengenai pertanian. Dia melanjutkan, jika hanya mengandalkan proyeksi sendiri tanpa menggunakan data pembanding, bisa seolah-olah terlihat bahwa stok pangan mencukupi. Akhirnya dibuat kebijakan-kebijakan hanya berdasarkan asumsi-asumsi saja.

“Karena pertanian tidak punya data. Jangankan data beras, data sawah aja mana yang sudah habis. Sawah kita berapa hektare sih. Mana yang sudah jadi rumah, pasti nggak tahu,” ucap Uchok.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid