Kalangan Dewan punya persepsi serupa. Data valid terhadap produksi pertanian disangsikan, Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasludin mengambil contoh stok telur dan daging ayam, yang kini berkembang.

“Kita harus minta data dari Kementerian Pertanian apakah memang jumlah telur sama ayam itu cukup atau kurang,” ujar Andi kepada wartawan.

Kalau jumlahnya cukup dibandingkan dengan tingkat konsumsi yang ada di masyarakat, ujar dia, berarti ada permainan di tingkat distributor. Yang lebih penting lagi, Kementan dan Kemendag serta Komisi Pengawas Persaingan Usaha harus bersinergi untuk menangani masalah naiknya harga telur dan daging ayam. Sebab, jika tidak ditangani rakyat yang mengalami kerugian.

Sementara itu menurut ekonom industri dari Universitas Indonesia, Andi Fahmi mengkritisi, holdingisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tengah digencarkan Kementerian BUMN bisa berdampak negatif terhadap para pelaku industri secara umum, khususnya swasta.

Diakui, dengan holdingisasi, BUMN akan menjadi besar dengan permodalan yang semakin kuat. Di sisi lain, kontrol pemerintah terkait penetrasi holding BUMN ini di pasar industi tampak buyar dan lemah sehingga bisa terjadi monopoli yang dilakukan holding tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid