Saat ini, kebun kopi yang dikelola setiap keluarga petani masih kecil, yakni hanya mencapai 0,71 hektare per keluarga untuk jenis robusta dan 0,6 hektare per keluarga untuk jenis arabika.
Berdasarkan riset, luasan kebun yang ideal untuk setiap keluarga petani adalah 2,7 hektare setiap keluarga. Persoalan lainnya adalah produktivitas kopi petani yang lebih rendah dari potensi, yaitu 0,53 ton per hektare dari total potensi dua ton per hektare untuk robusta dan 0,55 ton per hektare dari total potensi 1,5 ton untuk arabika.
Kombinasi dari permasalahan ini akhirnya berimplikasi pada kemampuan finansial petani untuk modal memperluas kebun, melakukan intensifikasi dan peremajaan menjadi sangat terbatas.
“Pemerintah perlu hadir dalam menyelesaikan persoalan di atas, seperti manajemen bibit kopi untuk para petani dan lain-lain, didukung dengan melibatkan riset perkebunan yang kuat,” kata Darmin.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid