Menteri ESDM Archandra Tahar berpose sebelum mengikuti pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7). Presiden Joko Widodo melakukan penggantian terhadap 12 menteri dan satu kepala badan dalam Kabinet Kerja. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan ada keuntungan dan efisiensi besar dari pengembangan blok gas Masela melalui skema onshore. Hasil itu didapatnya dari pembicaraan dengan pihak operator minggu lalu.

Tutur dia, dalam pertemuan dengan Inpex membahas isu besar Masela, selain bicara tentang soal teknis juga ikut dibicarakan tentang komersial.

“Sedikti update buat teman teman, bahwa beberapa data misalnya komersial masalah cost di Masela yang dulunya di onshore sekitar agak tinggi ya, Alhamdulillah bisa kita kurangi sekarang dan signifikan kurangnya,” kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM. Minggu (14/8)

Sayangnya dia belum bisa menyebut angka pastinya nilai dari efisiensi tersebut. Akan tetapi dia memastikan pihak Inpex sudah gencar melakukan tahapan pengembangan blok gas yang ada di Maluku itu. “Nanti kita elaborate angka pastinya. Minggu kemarin Inpecx sudah bekerja untuk mulai kembali Proyek Masela. Alhamdulillah,” tukasnya.

Sebelumnya Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja mengatakan pihaknya telah membentuk tim khusus percepatan blok Masela yang terdiri dari Kementerian ESDM dalam hal ini melalui Dirjen Migas, SKK Migas, pihak KKKS, kalangan Profesional serta Kementerian Perindustrian.

Wirat menjelaskan bahwa tim ini bersifat ad hoc untuk mendorong supaya tidak ada perubahan schedule time (tahapan waktu) hingga mencapai produksi, meskipun diketahui terjadi perubahan skema dari laut (offshore) menjadi skema LNG darat (onshore).

“Dari diskusi yang dilakukan sebelumnya Inpex Corporationdan, shell sudah punya feasibility study offshore dan onshore, namun dulu yang offshore lebih komplit. Sekarang tinggal menyempurnakan yang onshore saja, tidak perlu diulang lagi jadi diharapkan bisa dipercepat, FID tetap 2018” kata Wirat. (Dadang S)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta