Menteri ESDM Sudirman Said (kanan) menyimak pertanyaan anggota Komisi VII saat rapat kerja di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/6). Raker tersebut membahas asumsi dasar RAPBN tahun 2017 dan rencana pencabutan subsidi listrik golongan 900 volt ampere (VA) mulai 1 Juli mendatang. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Kesalahan Menteri ESDM Sudirman Said dalam mengelola sektor energi nasional kian carut marut. Sehingga akhirnya timbul banyak masalah di sektor ini. Banyak kebijakan yang dirasa tak pro rakyat.

Maka dengan kondisi tersebut, tak aneh jika muncul keinginan publik agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencopot Sudirman. Salah satu kandidat posisi Menteri ESDM adalah Satya W Yudha, politisi Partai Golkar yang juga merupakan anggota Komisi VII DPR.

“Saya kira Pak Satya itu oke sebagai Menteri ESDM. Dia capable untuk posisi itu,” ujar pengamat energi dari IRESS, Marwan Batubara kepada Aktual.com, Senin (18/7).

Karena selama ini, kata dia, sektor energi dipimpin oleh orang yang tak tepat, Sudirman Said. Dalam beberapa hal, kebijakan Sudirman tak sesuai dengan semangat Jokowi sendiri. Kebijakan Sudirman dalam masalah minyak dan gas bumi kerap bertentangan dengan semangat Nawacita. Sebagai contoh, masalah pergasan di sektor hilir.

“Peraturan dalam sektor gas yang dibuat Menteri ESDM menjadi halangan Jokowi yang menginginkan harga gas murah. Apalagi kebijakan ini akan melahirkan banyak trader-trader atau calo-calo gas,” tegas Marwan.

Tak hanya soal itu, kata Marwan, dalam menyikapi blok Masela pun, arah kebijakan Sudirman yang dipilihnya tidak tepat, yaitu skema offshore. Untungnya, ada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli yang mengusulkam skema onshore.

“Benar itu kajian Menko Maritim, karena merujuk ke kajian onshore itu lebih murah dan jangan lupa membangun offshore itu lebih lama,” tegas dia soal kinerja Sudirman.

Cuma memang, dia enggan menyebut kurang berhasilnya proyek kelistrikan 35 ribu mega watt (MW), murni kesalahan Sudirman. Menurutnya, itu karena dijebak oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PT PLN, Sofyan Basyir.

“Makanya saya lihat, masalah proyek 35 ribu MW itu bukan pada Sudirman, tetapi pada Rini dan Dirut PLN. Mereka yang sebetulnya bertanggung jawab,” pungkas Marwan. (Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka