Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) menyampaikan pidato disaksikan Menko Maritim yang juga pejabat lama Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dalam acara serah terima jabatan (sertijab) di Jakarta, Senin (17/10/2016). Menteri ESDM Ignasius Jonan beserta Wakil Menteri Archandra Tahar resmi menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin jajaran Kementerian ESDM.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mencemaskan kondisi kemampuan lifting minyak dan gas bumi (Migas) nasional yang diperkirakan akan terus menurun pada tahun berikutnya. Oleh sebab itu, diperlukan inisiatif dan tindakan yang besar untuk memacu hasil produksi dan temuan cadangan di perut bumi agar terjadi peningkatan di tahun-tahun mendatang.

“Lifting migas itu kalau tidak ada upaya lebih besar pasti turun terus,” tutur Jonan di Jakarta, Kamis (27/10).

Kemudian Jonan menjabarkan, capaian lifting minyak bumi rata-rata saat ini sebesar 830 ribu barel per hari (bph). Capaian itu memang melebihi dari patokan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.

“Lifting 2016 dibanding 2015 sudah naik. Sekarang rata-rata 830 ribu bph,” ujarnya.

Sementara itu, khusus pada lifting gas bumi secara rata-rata justru mencatatkan ‎penurunan dengan capaian 1,1 juta barel oil ekuivalen per day (boepd).

‎Di tengah capaian lifting yang masih belum menunjukkan tanda peningkatan positif, Jonan menyatakan, cadangan migas Indonesia dalam waktu dekat juga akan berakhir. Cadangan yang habis itu juga dikontribusi dari minimnya pengembangan wilayah kerja (WK) migas baru.

‎”Cadangan minyak dibanding produksi itu 15-20 tahun kalau cadangan sekarang sudah habis. 12 tahun lebih tepatnya. Gas itu masih 30 tahun lebih,” tandasnya.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka