Jakarta, Aktual.com- Menanggapi pernyataan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Media massa yang menepis adanya korban meninggal akibat macet Brexit, Mantan Dirjen Kereta Api Departemen Perhubungan, Tunjung mengirim surat terbuka.
Tunjung merasa pernyataan Menteri Jonan telah menyakiti perasaannya lantaran pamannya menjadi korban nyawa dalam tragedi horor Brexit ini. Berikut pernyataan Tunjung (Minggu 10/7).
Bapak Menteri yang terhormat, mungkin yang terbayang dalam pikiran bapak yaitu Tuhan tidak akan mencabut nyawa seseorang saat macet, mungkin dalam pemikiran bapak ada kontrak antara Tuhan, Malaikat maut agar tidak mencabut nyawa orang ketika mudik dan macet.
Bapak Menteri yang terhormat, mari kita bicara fakta. Salah satu pemudik itu adalah om saya, pemudik dari Bekasi hendak mudik ke Boyolali, lewat Brebes, terjebak di Brebes Exit. Beliau berangkat hari Senin Malam (4/7), terlunta lunta selama 4 hari di jalan, kekurangan oksigen, stroke, pecah pembuluh, dan tragis, meninggal dipelukan istrinya dalam mobil travel yang sesak.
Bapak Menteri yang terhormat, butuh waktu 4 Jam untuk menemukan kantor polisi terdekat dan butuh 3 jam untuk menemukan RS terdekat untuk mengevakuasi jenazah paman saya, karena macet.
Bapak Menteri yang terhormat, butuh waktu satu setengah hari untuk membawa Jenazah kembali ke kampung halaman Sukabumi, dengan kondisi yang menyedihkan dan biaya yang tidak sedikit.
Bapak menteri yang terhormat, kalau saya jadi anda, saya akan malu, minimal kalau tidak mundur, saya tidak akan berbicara menyakitkan.
Bapak menteri yang terhormat, Kami tidak butuh simpati anda, cukuplah anda diam dan berpikir apa benar yang sudah anda ucapkan. Anda tak percaya!! ini nyata ada di Indonesia.!!
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta