Surabaya, Aktual.com —Hadir di Surabaya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengunjungi tempat Panti Asuhan Matahari Terbit yang merupakan balai pertolongan ibu dan anak.

Saat masuk ke kamar-kamar, Khofifah pun dikejutkan banyaknya bayi yang dirawat dan dibesarkan di panti tersebut.  Maklum, bayi-bayi tersebut adalah bayi yang tidak diinginkan kelahirannya oleh orang tua lantaran lahir diluar nikah.
“Ini adalah adalah anak-anak yang terlahir dari kehamilan yang tidak diinginkan. Bahkan sudah ada anak SMP yang inden mau menyerahkan bayinya. Bukan menitipkan, tetapi menyerahkan bayinya,” ujar Khofifah dengan nada yang sedih, Minggu (2/8).
Di Matahari Terbit sendiri, ada 42 bayi yang diasuh, diantaranya 17 anak berumur 0 sampai 2 tahun, 13 balita berusia berudia antara 2 hingga 3 tahun, sementara 12 anak berusia 4 sampai 5 tahun.
Khofifah menjelaskan, sebenarnya balai keselamatan tidak hanya di Matahari Terbit saja. Tetapi banyak tempat-tempat yang sama di daerah lain. Banyaknya balai keselamatan ibu dan anak, menandakan banyak pula bayi-bayi terlahir yang tidak diinginkan orang tua. Jelas, ini menjadi serius, dan ini harus menjadi koreksi bagi publik. Orang tua harus berperan penting menjaga dan mendidik putra-putrinya.
“Apapun yang terjadi, orang tua harus bertanggung jawab pada putra-putrinya. Dan mereka yang hamil diluar nikah, harus bertanggung jawab pada anak yang dilahirkan,” lanjutnya.
Secara nasional, di Indonesia ada 4,1 juta anak terlantar. Dua koma delapan juta diantaranya masih berusia balita yang berada di luar panti asuhan. Jika ditambah jumlah anak yang berada di panti asuhan, jumlahnya sangat fantastis. Dengan demikian, lanjutnya, krisis moral benar-benar menjadi masalah serius.
(Faizal Rizki Arief)

Artikel ini ditulis oleh:

Ahmad H. Budiawan