Jakarta, Aktual.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong penjualan komoditas garam oleh petambak dapat memanfaatkan saluran digital seperti melalui sarana daring agar jangkauan pemasarannya lebih luas.
“Penjualan lewat online (daring) itu sangat bagus. Kita harus dorong agar tidak ada tengkulak,” kata Sakti Wahyu Trenggono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (12/3).
Menurut Trenggono, saat ini pemasaran garam secara digital memang sudah berjalan, tetapi dinilai masih belum maksimal.
Penjualan garam secara daring, masih menurut Menteri Trenggono, dapat mempermudah penjual dan pembeli sehingga diharapkan penyerapan terhadap garam yang diproduksi bisa lebih maksimal.
Dengan demikian, lanjutnya, maka ke depannya penghasilan petambak garam juga dapat ikut meningkat.
KKP sendiri dalam rangka mengembangkan produksi garam antara lain telah membangun tunnel (terowongan) garam di Kampung Garam di Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Terowongan produksi di Kampung Garam jumlahnya mencapai 40 unit dan mulai dioperasikan sejak akhir tahun 2020. Pembuatan tunnel ini bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digagas pemerintah untuk membantu perekonomian masyarakat pada masa pandemi.
Kelompok petambak garam Cirat Segoro Renges berproduksi di Kampung Garam, dengan 26 anggota di dalamnya dan yang mereka hasilkan adalah garam kosmetik serta garam konsumsi.
Harga jual produksi mereka ada di kisaran Rp30.000 sampai Rp40.000 per kilogram dengan pasar sekitaran DI Yogyakarta dan Lampung.
Ketua Kelompok Cirat Segoro Renges Budi Santoso menyebut pihaknya telah melakukan penjualan garam melalui daring dengan memanfaatkan media sosial.
“Kami sudah jual lewat online tapi masih belum banyak. Kebanyakan yang beli datang langsung. Tapi kan ke depannya memang harus online. Kami harap ada pendampingan supaya pengemasan dan promosi yang dilakukan secara online lebih besar hasilnya,” urai Budi Santoso.
Dia mengutarakan harapannya agar ada bimbingan dari pemda dan KKP supaya penjualan bisa lebih masif.
Saat ini, Budi Santoso dan anggotanya sedang mengembangkan produksi garam piramid. Garam ini memiliki harga jual lebih tinggi mencapai Rp250.000 per kilogram. Namun, dibutuhkan infrastruktur rumah kaca yang sekarang belum tersedia di Kampung Garam.
Menteri Trenggono mengapresiasi langkah petambak garam di Kebumen yang mau berkembang. Untuk itu, dia meminta jajarannya membantu kelompok petambak menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP TB Haeru Rahyu mengatakan akan langsung melakukan konsolidasi internal dan dengan pemda guna membahas rencana pembangunan rumah kaca untuk produksi garam piramid. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin