Jakarta, Aktual.co — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan transmigrasi bisa menciptakan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Pembangunan jangan hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa atau di kota besar saja, tapi harus merata di seluruh pelosok Tanah Air sehingga kesejahteraan bisa dinikmati seluruh rakyat. Insya Allah hal itu bisa kita wujudkan melalui program transmigrasi yang akan kita optimalkan pelaksanakannya,” ujar Marwan di Jakarta, Minggu (12/4).
Ia menambahkan pemerataan kesejahteraan dapat diwujudkan melalui pemerataan pembangunan di wilayah terpencil dan sedikit penduduknya.
Keberadaan penduduk merupakan faktor utama pembangunan di suatu wilayah. Transmigrasi menempatkan penduduk di wilayah tersebut.
“Program transmigrasi adalah jalan keluar yang tepat, karena orang tidak hanya diajak pindah tetapi diajak membangun wilayah baru tersebut,” jelas dia.
Peran penting transmigrasi secara nyata telah berhasil membangun wilayah-wilayah terpencil di luar Jawa menjadi kawasan pertanian yang tumbuh sebagai sentra-sentra produksi.
Kemudian, tambahnya, berkembang menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru yang menggerakkan ekonomi wilayah-wilayah sekitarnya.
Dari pusat pertumbuhan baru tersebut bahkan terbentuk pusat pemerintahan baru, tercatat sebanyak 1.168 desa, 385 kecamatan serta 104 kabupaten/kota baru hasil transmigrasi.
Bahkan dua ibu kota provinsi di Tanah Air berasal dari unit permukiman transmigrasi, yaitu Mamuju dan Bulungan.
“Penyelenggaraan transmigrasi berhasil menciptakan ribuan lapangan pekerjaan dan peluang usaha baru yang manfaatnya dirasakan tidak hanya oleh warga transmigran pendatang, tetapi juga oleh warga asli yang ikut bekerja, berusaha berpenghasilan, sehingga kesejahteraan dapat dinikmati secara lebih merata oleh masyarakat di berbagai pelosok Tanah Air,” ungkap politisi PKB itu.
Transmigrasi bisa dioptimalkan melalui pendekatan transmigrasi berbasis kawasan yang lebih komprehensif, tidak hanya berbasis produk unggulan tertentu, tetapi juga berorientasi pemberdayaan masyarakat.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid
















