Jakarta, Aktual.com — Komisi VIII DPR mengecam pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP PA), Yohana Yembise yang juga menyalahkan orangtua korban pemerkosaan.
Terlebih, pernyataan itu dikaitkan dengan kasus yang menimpa siswi SMP berinisial Y (14) di Bengkulu yang tewas setelah diperkosa 14 pemuda.
“Saya tidak melihat prioritas program yang sistemis dan konkrit dalam perlindungan anak. Bahkan, beberapa pernyataan menteri justru sangat tendensius dan tidak berdasar,” kata Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq, saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (31/5).
“Dimana, menteri justru menyalahkan orangtua. Lalu, menyatakan akan membuat gerakan laki-laki melindungi perempuan,” tambah dia.
Politikus PKB itu menilai sejumlah kasus kekerasan seksual yang terjadi secara masif di setiap bagian wilayah Indonesia seharusnya menjadi momentum bagaimana negara bertindak melindungi anak Indonesia.
“Perlindungan secara sistematis, proaktif, dan integralistik. Momen ini harus juga dimulai dengan mengelaborasi akar permasalahn dan melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk melakukan gerakan perlindungan anak berbasis masyarakat,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Yohana dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VIII DPR, Senin (30/5), mengatakan bahwa orangtua korban kejahatan seksual bisa turut disalahkan.
“Kasus Yuyun itu yang salah orangtua. Orangtuanya sudah beberapa hari di kebun, bagaimana mau memperhatikan anak,” ucapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang