Seorang anak berusia 10 tahun bernama Nanda menghirup oksigen dari tabung yang disediakan secara gratis di "Rumah Singgah Oksigen" di Kantor Pramuka Riau, di Kota Pekanbaru, Senin (26/10). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah korban akibat dampak kabut asap kebakaran lahan dan hutan terus bertambah ditandai dengan 10 orang tewas di Sumatera dan Kalimantan, baik dampak langsung dan tidak langsung, serta menyebabkan 503.874 orang menderita Infeks Salura Pernafasan Akut (ISPA) di enam provinsi sejak 1 Juli-23 Oktober 2015. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc/15.

Pekanbaru, Aktual.com — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia Prof Yohana Susana Yembise menyebutkan rumah singgah kanker anak milik Kota Pekanbaru bisa menjadi percontohan bagi daerah lain guna memberikan perhatian bagi anak-anak berkebutuhan khusus dan terlantar.

“Saya sudah jalani Indonesia, tetapi baru ini ditemukan rumah singgah seperti ini yang peduli kepada anak-anak kanker,” ujarnya di Pekanbaru, Sabtu, saat meresmikan penggunaan rumah singgah kanker anak Alfamart di Jalan Kartini, Pekanbaru, Provinsi Riau.

Menurut ibu Menteri, kepedulian yang ditunjukkan oleh dunia usaha seperti Alfamart ini dalam membantu pemerintah dalam membangun sumberdaya manusia Indonesia perlu dicontoh.

Karena pemerintah tidak bisa sendiri dalam mewujudkan cita-cita bangsa membangun negeri ini.

Menteri menekankan sumbangsih dunia usaha juga diatur Sesuai Undang-Udang perlidungan anak pasal 75, yang menyatakan peran dunia usaha untuk melindungi anak-anak sangat diperlukan.

“Alfamart sudah menunjukkan kepeduliannya, salah satunya dengan rekor MURI penyumbang kaca mata terbanyak se Indonesia. Termasuk pendirian rumah singgah ini,” bebernya.

Karena itu Menteri berharap apa yang sudah dilakukan dunia usaha di Pekanbaru ini bisa juga ditiru oleh swasta lainnya di berbagai tempat lain di Indonesia.

“Makanya kalau saya nanti berkunjung ke provinsi lain saya akan promosikan rumah singgah kanker ini, saya akan sarankan mereka belajar ke Pekanbaru,” tuturnya.

Sebab menurut penilaian dia rumah singgah ini bisa jadi model untuk tempat singgah bagi anak-anak lainnya yang memiliki keluhan dan kebutuhan lain pula. Misalkan anak disabilitas yang selama ini memang belum mendapat perhatian secara merata.

“Yang saya tahu Ini yang pertama, maka akan jadi model bagi provinsi lain,” bebernya.

Menteri juga tidak lupa mengingatkan retail Alfamart yang ada di masyarakat Pekanbaru, maupun daerah lainnya agar tidak menjual minuman dan rokok bagi anak-anak.

Ia berharap peran serta semua sales alfamart yang ada agar menolak ketika ada anak-anak datang membeli rokok dan minuman keras di retail mereka.

“Karena anak-anak aset sumberdaya kita, mari bersama-sama pemerintah dan dunia usaha menjaga mereka agar menjadi generasi bangsa yang sehat tidak tersangkut minuman keras dan obat-obat terlarang,” tambahnya.

Berdasarkan pengamatan Antara dilapangan, saat peresmian rumah singgah kanker anak Alfamart di Jalan Kartini, rata-rata yang menjadi penghuni rumah singgah kanker anak Alfamart adalah anak laki-laki usia SD.

Diawal acara mereka menyajikan sebuah pertunjukan lagu “jangan menyerah” milik grup musik D Masiv. Diselingi puisi, semua tamu undangan termasuk Menteri PPPA, serta pejabat Provinsi dan Kota Pekanbaru, masyarakat dan media, terenyuh melihat semangat mereka bernyanyi.

Tidak tergambar sedikitpun diwajah mereka rasa sedih. Walau mata dan fisik mereka tidak bisa menyembunyikan ganasnya kanker yang kini menggerogoti.

Mereka bernyanyi tanpa beban seolah masalah bukan dipundaknya. Lantunan yang dilontarkan justru ingin menasehati pendengar yang ada agar jangan menyerah karena hidup ini anugerah.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan