Jakarta, Aktual.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan, saat ini kondisi perusahaan BUMN di bidang pertambangan secara umum belum mampu bersaing secara kompetitif dengan perusahaan pertambangan di negara lain.

Pasalnya, negara-negara lain perusahaan pertambangannya sudah mampu menghasilkan produk akhir dari bahan baku yang dikelolanya.

“Pengelolaan ini yang masih lemah di BUMN Pertambangan kita, bahan baku yang dikelola belum mampu menghasilkan produk akhir. Padahal peluang BUMN pertambangan dalam mendukung perekonomian nasional sangat potensial,” ujar Rini Soemarno di kantor BUMN, Jumat (8/1).

Rini menuturkan, kelemahan perekonomian di Tanah Air salah satu penyebabnya adalah industri pengolahan dan manufaktur, seperti industri yang bergerak di sektor pertambangan.

“Umumnya masih mengolah bahan baku, tetap belum menghasilkan produk jadi,” tuturnya.

Rini mencontohkan, komoditas tambang seperti bauksit saat ini belum bisa dihasilkan menjadi aluminium. Padahal, jika komoditas ini bisa diproses menjadi grade aluminia, lalu menjadi aluminium bisa didapatkan nilai tambah sampai sepuluh kali lipat.

“Kaleng salah satu minuman (coca cola) saja masih impor dari luar,” ucapnya.

Olehnya itu, Rini Soemarno berharap, kedepannya BUMN yang bergerak di sektor pertambangan mampu melihat peluang ini dengan baik.

“Jadi kepada kementerian dan direksi, selalu saya tekankan agar bagaimana memanfaatkan hasil tambang menjadi produk akhir yang bisa dimanfaatkan secara langsung,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka