Jakarta, Aktual.com – Kementerian BUMN didesak lebih terbuka menjelaskan penggunaan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp72 triliun yang dikucurkan kepada sejumlah BUMN.
Pengamat Ekonomi-Politik AEPI (Asosiasi Ekonomi-Politik Indonesia) Salamudin Daeng mengatakan, Kementerian BUMN harusnya menyampaikan apa saja program yang dijalankan perusahaan pelat merah itu setelah dapat kucuran dana. Lalu uang itu akan digunakan untuk apa dan target apa yang ditetapkan.
“Jangan diam saja, jangan bergerak seperti tidak kelihatan. Itu kan seperti mafia,” ujar Salamudin, kepada Aktual.com di Jakarta, Minggu (28/6).
Menurutnya, kekacauan ekonomi dalam negeri yang terjadi saat ini tidak terlepas dari peranan perusahaan BUMN yang seharusnya mampu menjadi penopang perekonomian Indonesia.
“Kekacauan dalam Pertamina, kekacauan dalam berkaitan prokurmen BUMN setelah mereka mendapatkan restu suntikan dana dari DPR, kan sampai sekarang juga kita belum lihat langkah-langkah, dan programnya apa,” tutur dia.
Karena itu, dia berpendapat Menteri BUMN Rini Soemarno merupakan sosok yang sulit untuk dievaluasi. Sebab kinerjanya serba tertutup dari sorotan publik. Pergerakan Rini yang seperti inilah yang disebutnya seperti pergerakan mafia.
“Programnya aja apa kita ngga tau, bu Rini ini rencananya apa? Dia seperti orang yang beroperasi dan memahami dirinya sendiri secara rahasia, kita seperti ngga berhak tahu ya,” ucap dia.
Sambung dia, “Pernah dengar ngga Rini mau bikin apa? Pernah dengar ngga bu Rini mengatakan ‘saya mau bikin ini’ murni dari idenya sendiri. Kita mau tahu Rini Soemarno mau buat apa? Punya rencana apa? Itu yang paling penting, karena selama ini diam saja, bergerak seperti secara rahasia, kan pergerakan itu disebut pergerakan mafia,” ucap dia.
Artikel ini ditulis oleh: