Jakarta, Aktual.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUM) Rini Soemarno menginstruksikan deputi bawahannya untuk memastikan mekanisme akuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
Dia menilai tambang tersebut sangat potensial untuk diambil alih, dia yakin produksi tambang tersebut akan sangat menguntungkan.
“Ini tambang yang baik. Tolong deputi dilihat juga untuk potensi Newmont ini. Kemudian apakah penawaran langsung atau kita mengusulkan ke Newmontnya,” tutur Rini di kantornya Jl Medan Merdeka Jakarta Pusat, Jum’at (15/4).
Dia menambahkan, jika sham yang akan diakuisisi terlalu besar, berkemungkinan BUMN akan menggandeng pihak swasta untuk bersama-sama mengambil saham Newmont.
“Tapi kami mengatakan kalo jumlahnya besar, tidak ada salahnya BUMN ke swasta,” tukasnya.
Seperti diketahui dalam pemberitaan sebelumnya, Menteri Rini menyatakan dirinya tergiur untuk mengambil saham PT Newmont dengan mendorong PT Antam. Sedangkan PT Antam sendiri menyambut baik keinginan Menteri Rini.
“Sebetulnya Antam sendiri sangat berminat, bukan hanya Newmont yang menarik, semua saham yang nilai core bisnisnya khususnya Antam atau core dari BUMN pertambangan bisa kita ambil. Ada perusahaan misalkan tembaga emas ataupun nikel atau yang masih berhubungan denga bisnis kami,” kata Dirut Antam, Tedy Badrujaman di Kementerian BUMN, Kamis (14/4).
Padahal sebelumnya Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini pemerintah tidak lagi menganggarkan untuk investasi di saham Newmont.
“Saat ini, pemerintah sudah sudah tidak menganggarkan lagi,” cetus Menkeu seusai acara pajak di Jakarta, Selasa (5/4).
Ketika dikonfirmasi lagi, itu artinya pemerintah sudah tidak tertarik untuk mengakuisisi saham Newmont? Menkeu malah melempar pertanyaan itu ke wartawan.
“Kalau begitu (pernyataan tadi) artinya apa? Tinggal terjemahkan sendiri,” tegas dia.
Namun akhirnya, Menkeu mau juga menjelaskan sikap pemerintah saat ini. Menurutnya, sekarang pemerintah sudah tidak tertarik lagi membeli sahan Newmont.
“Masalah beli atau tidak beli (saham Newmont) itu urusan investasi. Kami memutuskan investasi infrastruktur lebih penting daripada beli Newmont,” cetus Menkeu.
Bahkan Bambang menegaskan, saat ini Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sendiri yang dulu sebagai satu lembaga di bawah Kementerian Keuangan yang akan membeli saham Newmont sudah tidak ada lagi.
“PIP-nya sudah dilebur ke SMI (PT Sarana Multi Infrastruktur),” tegasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan