Jakarta, Aktual.com — Menteri BUMN Rini Soemarno akan mendorong perusahaan “pelat merah” atau BUMN untuk masuk ke pasar modal dalam rangka meraih pendanaan untuk melakukan ekspansi sehingga tidak lagi bergantung pada dana penyertaan modal negara (PMN).
“Pada 2016 kita lihat kembali, penekanan BUMN agar lebih kemandirian finansial, semaksimal mungkin tidak tergantung PMN, mungkin hanya penugasan-penugasan dari pemerintah yang kita berikan PMN,” ujar Rini Soemarno ketika ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia usai menghadiri pembukaan perdagangan saham 2016 di Jakarta, Senin (4/1).
Saat ini, Menteri BUMN mengatakan pihaknya masih terus melakukan kajian terhadap beberapa BUMN yang berpotensi untuk masuk ke pasar modal melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO). Selain itu, Kementerian BUMN juga sedang mengkaji peningkatan jumlah saham bagi BUMN yang sudah melantai di bursa saham.
Ia menyebutkan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebagai salah satu perusahaan yang diarahkan untuk melakukan IPO. Hal itu dilakukan karena Inalum memiliki beberapa proyek yang akan dikembangkan di masa mendatang.
“Karena banyak potensi hilirisasi proyek Inalum,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan pihaknya sudah menyampaikan presentasi ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk memangkas tahapan IPO BUMN agar prosesnya menjadi lebih efisien dan cepat “Kita berharap, Undang-Undang BUMN masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2016. Komisi XI DPR mau bantu,” kata Tito.
Pada tahun 2016 ini, lanjut dia, BEI menargetkan sebanyak 35 perusahaan melakukan IPO, termasuk BUMN maupun anak usaha BUMN. Saat ini BEI sedang melakukan proses IPO terhadap lima perusahaan.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengatakan bahwa pasar modal dapat dijadikan sebagai tempat untuk mobilisasi dana bagi korporasi dan BUMN yang dapat memperkuat struktur tata kelola perusahaan yang baik sehingga meningkatkan kepercayaan pada 2016.
“Pasar modal menjadi alternatif sumber pembiayaan untuk jangka panjang, maka itu pendalaman pasar akan terus dilakukan dengan menambah jumlah emiten serta memperbanyak jumlah investor lokal dengan melakukan edukasi dan sosialisasi,” kata Muliaman Hadad.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga akan meningkatkan tata kelola pengawasan dan pengetatan untuk menjaga kredibilitas industri pasar modal di mata investor, serta mengantisipasi era integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan