Menteri ESDM Sudirman Said mengumumkan harga baru bahan bakar premium dan solar di Jakarta, Rabu (23/12). Pemerintah menurunkan harga bahan bakar jenis premium sebesar Rp 150 per liter, yaitu dari Rp 7.300 per liter menjadi Rp 7.150 per liter, sedangkan solar menjadi Rp 5.950 per liter berlaku mulai 5 Januari 2016. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Walaupun mendapat desakan begitu besar dari masyarakat, namun pemerintah masih keberatan untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said beralasan bahwa penurunan harga BBM tidak begitu membantu masyarakat, dia beranggapan bahwa penurunan harga BBM tidak serta-merta diikuti dengan penurunan harga-harga lainnya yang menjadi kebutuhan masyrakat.

“Kita harus lihat studi, apakah penurunan harga BBM otomatis menurunkan harga-harga, itu sedikit sekali impact nya,” tutur Sudirman di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Kuningan Jakarta, Senin (28/3).

Lebih lanjut dia mengaku ingin menjaga kestabilan harga BBM agar tidak terjadi fluktuatif.

Sebagai bahan pertimbangan dalam evaluasi harga baru BBM yang akan diumumkan pada 1 April mendatang, pemerintah mempertimbangkan situasi datangnya Bulan Puasa dan Lebaran yang diperkirakan mempengaruhi kebutuhan masyrakat.

“Kita tidak ingin ada naik-turun yang berlebihan, kita akan lihat situasi bulan Juli, bulan Juni ada puasa, dan lebaran,” ujarnya.

Dengan demikian Sudirman memberi tanda bawa penurunan harga BBM yang akan diumumkan pada 1 April, tidak akan terjadi secara signifikan dari harga sekarang, malah menurutnya pada bulan Juni mendatang ada potensi kenaikan harga.

“Sebisa mungkin level harganya itu tidak berpengaruh besar pada bulan Juli. Syukur-syukur bulan Juni tidak ada kenaikan harga,” pungkas Sudirman.

Sebelumnya Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang menyampaikan bahwa pihaknya akan mengusulkan penurunan harga BBM antara Rp200-Rp400 per liter.

Menurutnya harga minyak dunia yang mulai berangsur pulih di kisaran USD40 per barel menjadi alasan Pertamina tidak menurunkan banyak harga BBM, meskipun periode Januari-Maret harga minyak berada di bawah USD30 per barel.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan