Menteri ESDM Sudirman Said (kedua kanan) menyimak pertanyaan anggota Komisi VII saat rapat kerja di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/6). Raker tersebut membahas asumsi dasar RAPBN tahun 2017 dan rencana pencabutan subsidi listrik golongan 900 volt ampere (VA) mulai 1 Juli mendatang. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Menteri ESDM, Sudirman Said merasa banyak pihak-pihak yang melakukan intervensi terhadap pengelolaan migas di Indonesia, akibatnya banyak proyek yang tidak berjalan sesuai perencanaan. Namun proyek pembangunan kilang LNG Tanguh Train 3 diklaim terbebas dari konflik kepentingan dan dikelola secara profesional, sehingga proyek ini bisa dijadikan percontohan.

“Train 3 ini proyek yang keputusannya dibuat tepat waktu, biasanya proyek yang diurus oleh orang yang tidak punya kompetensi dan tidak punya otoritas akan terhambat. Jadi diurus orang yang cawe-cawe gitu ya, yang tidak punya kompetisi ikut-ikutan ngurus,” kata Sudirman pada saat menyaksikan penetapan dan penyampaian dokumen dari SKK Migas ke BP Tangguh di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat, (1/7).

Lebih lanjut tuturnya selama ini juga tak jarang proyek di lingkungan Kementeriannya menjadi bahan politisasi hingga menjadi pembicaraan publik yang terkesan sebagai pertikaian.

Kemudian yang tak kalah menggaungkan dan menghambat perbangunan ungkapnya; ada konflik kepentingan dibalik berbagai proyek.

“Sepanjang kita mengurus secara profesional, stakeholder tau batas dan tanggung jawabnya, tidak menyimpan konflik kepentingan, maka ptojek-proyek akan selesai tepat waktu sebagaimana tangguh,” klaimnya.

Terakhir dia menyampaikan harapnya agar proyek-proyek kedepan bersih dari intervensi, konflik kepentingan serta politisasi dari berbagai pihak untuk percepatan pembangunan nasional. (Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka