Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise - Sebanyak 35,90 persen anak yang berada di perkotaan dan perdesaan berumur 7-17 tahun yang tidak/belum pernah sekolah/tidak bersekolah lagi dikarenakan tidak ada biaya. (ilustrasi/aktual.com)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise - Sebanyak 35,90 persen anak yang berada di perkotaan dan perdesaan berumur 7-17 tahun yang tidak/belum pernah sekolah/tidak bersekolah lagi dikarenakan tidak ada biaya. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengatakan Indonesia memiliki pekerjaan rumah dan banyak tantangan dalam mengendalikan tembakau untuk melindungi anak-anak dari dampak buruknya.

“Sangat mengecewakan karena banyak anak Indonesia merokok. Kita harus berbuat sesuatu,” kata Yohana saat memberikan pidato kunci pada Konferensi Asia Pasifik untuk Tembakau dan Kesehatan ke-12 (APACT12th) di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/9).

Yohana mengatakan dokumen internal industri rokok sendiri menyatakan mereka menyasar anak-anak untuk menjadi perokok pemula. Anak-anak yang merokok adalah investasi bagi industri tembakau.

Menurut Yohana, dengan menyasar anak-anak untuk menjadi perokok pemula, maka industri tembakau telah melanggar hak-hak anak.

“Yang menyedihkan, perokok pemula di Indonesia semakin muda dan jumlahnya semakin meningkat. Apalagi, Indonesia merupakan negara ketiga terbesar dalam konsumsi rokok di dunia,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid