Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Penguatan bursa saham global yang dibarengi dengan membaiknya laju mata uang Asia tampaknya belum cukup kuat untuk mengajak Rupiah untuk duduk bareng di zona hijau. Terlihat dari pantauan data BI, laju Rupiah kian terperosok di zona merah. Akan menjadi pertanyaan besar di pelaku pasar ketika melihat laju Rupiah yang kian melemah sementara mata uang lainnya tidak terlalu melemah dalam.

“Padahal sentimen eksternal dan internal kurang lebih sama. Pelaku pasar masih menunggu dan memperhatikan rilis RDG-BI dan FOMC meeting. Di sisi lain, mulai meningkatnya harga minyak seharusnya membuat penguatan laju USD kian tertahan namun, itupun juga tidak membuat Rupiah menguat,” ujar Head of Research NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI), Reza Priyambada, di Jakarta Kamis (17/9).

Menurutnya, pelemahan lanjutan pun dapat dimungkinkan jika tidak adanya perlawanan dari Rupiah. Pasar tetap mencermati sentimen yang akan dirilis dapat berimbas negatif pada laju Rupiah.

“Laju Rupiah diprediksi berada di bawah target support 14.385. Sedangkan kurs tengah BI berada di kisaran Rp 14.450-14.436,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka