Jakarta, Aktual.com – Pengamat ekonomi politik Indonesia, Ichsanuddin Noorsy mengatakan, setidaknya Joko Widodo (Jokowi) membutuhkan tujuh kriteria sosok yang akan mendampinginya untuk mencalonkan diri sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden pada ajang politik 2019.
Menurut Noorsy, tujuh kriteria yang dia maksud akan mampu melengkapi kelemahan Joko Widodo dari berbagai akumulasi kekecewaan publik.
Adapun kriteria yang paling utama yakni, hendaknya Jokowi mencari sosok yang dapat diterima oleh umat islam secara luas. Dalam artian dapat mewakili kalangan islam moderat maupun konservatif.
Selanjutnya, mengingat kondisi perekonomian pada pemerintahan Jokowi saat ini mengalami keterpurukan, karenanya dibutuhkan sosok yang handal dan paham betul untuk membalikkan keadaan ekonomi nasional hingga mengembalikan kepercayaan publik.
“Kriteria kedua harus mampu memajukan perekonomian, karena situasi perekonomian yang makin lama makin tak menentu,” kata Noorsy kepada Aktual.com (13/5).
Kemudian kriteria ketiga dan empat, dibutuhkan sosok negarawan yang mampu merangkul kaum minoritas dan mempunyai kekuatan di Parlemen. Dengan begitu, ia akan menjadi perekat keretakan bangsa dan peredam kegaduhan politik.
Tidak kalah penting, selain negarawan, syarat ke lima yakni memiliki jiwa patriot sebagai nasionalis sejati yang tidak akan bersedia menjadi ‘boneka’ siapapun.
“Indonesia saat ini defisit tokoh yang dapat disebut sebagai negarawan. Yang ada politisi pragmatis semakin meluber hingga ke tingkat desa,” ujar dia.
Belum lagi sambungnya, terdapat banyak penghianat teknokrat dan industri media yang dapat berperan sebagai alat asimetris di berbagai dimensi kehidupan.
Kriteria keenam, harus mempunyai konsep reformasi pendidikan dalam rangka mendorong pembangunan sumberdaya manusia agar dapat berdaya saing.
Sedangkan ketujuh, harus memberikan perhatian yang serius pada aspek sosial budaya yang menjadi nilai-nilai bangsa.
Lalu apakah jawabannya adalah sosok Muhaimin Iskanda (Cak Imin) dan Mahfud MD? Menurut Noorsy, dua sosok ini belum memenuhi kriteria yang ia sebutkan.
Sosok Cak Imin hanya dapat di terima pada kalangan islam tertentu. Sedangkan Mahfud MD, belakangan ini dengan komentarnya terkait insiden di Card Free Day dan Monas, dia menuai antipati dari banyak kalangan.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta