Rumah dampingan dibangun dengan tujuan untuk membawa mantan penyalahguna, hingga titik total abstinen dan menurunkan angka kekambuhan yang biasa dialami mantan penyalahguna narkoba. Mantan penyalahguna narkoba dibekali dengan keterampilan guna meningkatkan kualitas hidup dan membuka peluang baru bagi mereka agar bisa kembali produktif.
“Sehingga mereka lebih mandiri dan siap kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat”.
Pada 2017, tercatat sebanyak 1.178 mantan penyalahguna narkoba telah mengikuti program di rumah dampingan. Selain memberikan layanan rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba, BNN juga tengah melakukan pengembangan terhadap Balai Besar Rehabilitasi di Lido, Bogor sebagai pusat pengkajian, pusat layanan dan pusat pelatihan dalam bidang rehabilitasi penyalahguna narkoba.
Sebagai langkah awal, BNN melalui Deputi Bidang Rehabilitasi telah membuat pola dasar atau “road map” pengembangan, analisis kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan yang akan dihadapi Balai sebagai Pusat Rehabilitasi Narkotika secara nasional. Dengan terbentuknya pusat layanan unggulan ini, BNN berharap mampu menjadi rujukan rehabilitasi narkoba tidak hanya di Indonesia, tetapi juga bagi mancanegara.
Narkoba jenis baru Munculnya jenis-jenis new psychoactives substances (NPS) yang turut menambah tantangan dan hambatan dalam upaya menanggulangi permasalahan narkotika. BNN sudah menemukan 68 jenis narkoba jenis baru di Indonesia,dari 800 jenis narkoba baru yang dilaporkan di dunia.
“Yang sudah kami temukan sepanjang 2017 itu 68 jenis narkoba. Dari itu, baru 60 yang masuk Undang-Undang Kesehatan, 8 jenis lainnya belum masuk UU Kesehatan,” kata Buwas.
Guna mengatasi hal tersebut dibangun Pusat Laboratorium Narkotika dan fasilitas anjing pelacak narkotika atau Unit Deteksi K9 yang terletak di Cigombong Kabupaten Bogor, Kamis (22/2).
Peresmian ini dipimpin langsung oleh Buwas dan dihadiri oleh seluruh pejabat BNN pusat dan daerah. Kedua fasilitas ini didirikan guna mendukung upaya BNN dalam menekan angka penyalahgunaan narkotika di Indonesia yang terus meningkat.
Pusat Laboratorium Narkotika merupakan laboratorium pertama di Indonesia yang dibangun khusus dan bertaraf internasional untuk melakukan penelitian perkembangan trend penyalahgunaan narkotika. Laboratorium ini berdiri diatas tanah seluas 22.000 meter persegi dan memiliki tiga fasilitas gedung dengan fungsi yang berbeda. Gedung pertama merupakan Kantor Pusat Laboratorium Narkotika.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby












