Ajaran kearifan mengingatkan, “siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”.
Peringatan tersebut sepatutnya dimaknai sebagai metafor. Bukan berarti kita harus tunduk menyerah sepenuhnya pada tindak kekerasan. Melainkan bahwa kekerasan itu ibarat kegelapan yang tak bisa disingkirkan oleh gelap. Gelap hanya bisa disingkirkan oleh cahaya. Kebencian dan kekerasan bisa diredakan dengan uluran tangan kasih sayang dan kelembutan.
Seperti diingatkan oleh Mahatma Gandhi, jika mata harus dibayar dengan mata, maka dunia akan mengalami kegelapan. Dalam psikologi, cara bertindak dengan tidak melakukan pembalasan serupa disebut dengan istilah “non-complementary behaviour”.
Kemarin saya bertemu dengan kepala BNPT, Bapak Boy Rafli Amar. Saya bergembira memperoleh penjelasan tentang berbagai program BNPT bagi eks napi terorisme (eks napiter) yang mencerminkan sikap seperti itu. Usaha menggugah kesadaran pertobatan beriringan dengan pembekalan kecakapan hidup, seperti lewat kewirausahaan, kepariwisataan, dan pembukaan warung NKRI dengan menampung karya kreatif eks-napiter.
BNPT sudah menyalakan lilin cahaya kasih kebajikan. Perlu dukungan jaring-jaring komunitas untuk menularkan cahaya lilin itu ke seluruh pelosok negeri agar kehidupan bangsa bisa keluar dari lorong gelap menuju jalan cahaya.
Belajar Merunduk, Yudi Latif
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin