Jakarta, Aktual.com – Riuh semarak berlangsung meriah dalam acara bedah buku Biografi Prof. Dr. Supandi, SH, M.Hum ‘Bocah Kebon Dari Deli’ pada hari Jumat, (17/9/2021). Acara bedah buku yang diselenggarakan Aktual Forum ini diikuti tak kurang dari 200 orang peserta dari seluruh Indonesia.
Acara dibuka dengan penyampaian resume buku ‘Bocah Kebon Dari Deli’ yang disampaikan oleh penulis buku, Irawan Santoso, SH.
“Buku ini memberikan makna mendalam untuk memahami bagaimana Takdir Allah Subhanahuwataala bekerja,” katanya.
Perjalanan hidup Prof. Dr. Supandi, SH, M.Hum yang penuh liku, mulai dari kisah kakeknya, Ki Ibrahim yang berasal dari Desa Tlutup, Juwana, Pati, Jawa Tengah, kemudian lari ke tanah Deli. Dan bergabung dengan kisah ‘koeli kontrak’ di perkebunan Hindia Belanda. Dari sanalah Ngadimun lahir, ayah dari Prof. Dr. Supandi.
Namun siapa sangka, kakek buyut Prof. Supandi adalah seorang ‘Tumenggung’ dari Keraton Surakarta. Namanya Raden Matkasan. Beliau salah seorang pejabat Keraton Surakarta yang terlibat aktif dalam membantu perjuangan Pangeran Diponegoro dalam memerangi kolonial Hindia Belanda dan pengikutnya.
“Riwayat perjalanan hidup saya dan leluhur saya, dari kecil sampai saat ini. Masih banyak mosaik-mosaik di dalamnya, InsyaAllah nanti akan diterbitkan dalam 3 edisi, untuk yang saat ini adalah edisi pertama,” ujar Prof. Dr. Supandi, SH, M.Hum dalam acara itu.
Dikisahkan juga dalam buku itu, perjalanan Prof Supandi dalam mencari jejak leluhurnya dari tanah Deli ke tanah Jawa. Karena beliau dilahirkan di Deli, Sumatera Utara, pada masa perkebunan tembakau. Ternyata setelah diusut, leluhur Prof Supandi berasal dari Desa Tlutup, Juwana, Pati, Jawa Tengah yang bernama Ki Tirtoleksono.
Sebagai buku biografi, buku ini memang sangat menarik pembaca karena gaya penulisannya yang bak novel dan kisah hidup yang terkandung di dalamnya penuh pesan dan makna kehidupan yang mendalam.
Gubernur Sumatera Utara, Letjen (Purn) TNI Edy Rahmayadi mengatakan buku ‘Bocah Kebon Dari Deli” menceritakan kisah yang benar-benar menyentuh hati. “Buku ini harus dibaca semua orang, terutama generasi muda, karena penuh pesan makna berharga,” katanya. Menurut Edy, Prof Supandi sangat menginspirasi para generasi muda. Sebab, beliau mampu meraih gelar profesor meski hidup di tengah kesulitan.
“Tidak banyak orang yang seperti mas Supandi. Yang luar biasa beliau bisa menjadi profesor, sementara yang hidupnya enak jarang jadi profesor. Buku inilah yang harus dibaca oleh orang banyak, agar lahir profesor-profesor seperti beliau. Kisah ini benar-benar menyentuh hati,” tuturnya.
Sambutan menarik disampaikan Prof. Dr. Yos Djohan Utama, SH, M.Hum, Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP). “Buku ini sangat luar biasa, karena menceritakan kisah perjalanan Prof. Supandi yang penuh lika liku,” paparnya. Bagi yang ingin mencari inspirasi kehidupan, sambungnya, sangat dianjurkan membaca buku ini.
Selain itu, sejumlah tokoh nasional juga mewarnai acara bedah buku itu. Mantan Menteri Perumahan Rakyat, H. Djan Faridz turut memberikan komentarnya. “Kisah Pak Supandi ini sangat menginspirasi sekali,” paparnya. Serentetan guru besar ilmu hukum dari berbagai universitas juga tampak menghiasi acara tersebut. Ada Prof. Dr. Laica Marzuki, SH (mantan Hakim Konstitusi RI), Prof. Dr. Indriyanto Seno Adji, SH (Guru besar FH UI), Prof. Martono (Guru besar Universitas Tarumanegara), Prof. Indah Dr. Sulistiowati, SH (Guru Besar FH Undip) dan dihadiri ratusan advokat dan kalangan hakim dari berbagai daerah di Indonesia.
Bukan itu saja. Ketua Kwartir Daerah Pramuka Sumatera Utara yang juga mantan Sekda Prov. Sumur, Nurdin Lubis; Ketua Yayasan Gudep Saentis Sumatera Utara, Suhermansyah; Cicit Ki Tirtoleksono Desa Tlutup Pati Jateng, Muhsin Muhammad Sholeh; Wakil Ketua Pengadulan Agama Kudus Jateng, Abdul Halim; Ketua PTUN Jakarta dan kalangan hakim-hakim TUN seluruh Indonesia memenuhi hajatan ini. Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea juga turut menyemarakkan bedah buku webinar ini.
Buku ‘Bocah Kebon Dari Deli’ tersedia di toko buku Gramedia seluruh Indonesia. “Bagi yang ingin memahami bagaimana ‘Takdir’ bekerja, inilah buku yang wajib untuk dibaca. Selain penuh dengan kisah apik dan menarik, dipenuhi pesan-pesan bermutu dari Supandi yang tertanam dalam perjalanan hidupnya,” ujar Irawan menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi