Jakarta, Aktual.com – Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggarisbawahi kepentingan NATO dan bertekad bekerja sama lebih erat memerangi terorisme dan garis keras, kata kedua pemimpin itu dalam pernyataan bersama pada Sabtu (28/1).

Merkel dan Trump berbicara mengenai NATO melalui telepon pada Sabtu, juga keadaan di Timur Tengah dan Afrika Utara, hubungan mereka dengan Rusia serta kemelut di Ukraina timur, kata pernyataan itu.

“Para pemimpin mengakui bahwa NATO harus mampu menghadapi ancaman abad ke-21 dan pertahanan umum kita memerlukan investasi tepat dalam kemampuan militer untuk memastikan semua sekutu berkontribusi secara adil untuk keamanan kita bersama,” kata Merkel dan Trump dalam pernyataan itu.

Trump menerima undangan Merkel untuk menghadiri pertemuan puncak negara industri G20 di Hamburg pada Juli dan mengatakan berencana menyambut Merkel ke Washington segera. Jerman memimpin kelompok G20 pada tahun ini.

Pernyataan itu tidak menyebutkan perintah eksekutif Trump yang membatasi imigrasi atau langkahnya untuk membatalkan penawaran perdagangan bebas, isu-isu tersebut telah menuai kritik dari Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel dan pejabat Jerman lain dalam beberapa hari belakangan.

Trump juga berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Francois Hollande, yang memperingatkan pemimpin AS itu tentang konsekuensi ekonomi dan politik proteksionisme.

Pernyataan bersama Jerman-AS, sebaliknya, menyoroti bidang kepentingan umum dan menekankan pentingnya hubungan antara Amerika Serikat dan negara dengan ekonomi terbesar di Eropa itu.

Pembahasan NATO datang setelah Trump menyebut aliansi itu “usang”, tetapi menyoroti kebutuhan untuk reformasi dan pembaruan.

Trump telah berulang kali mengkritik anggota NATO, misalnya Jerman yang tidak menghabiskan dua persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk militer mereka.

Merkel mengatakan Jerman akan bekerja untuk meningkatkan belanja pertahanan yang sekarang berada di 1,19 persen dari PDB, tetapi ia juga memperingatkan bahwa itu akan memerlukan waktu agar bisa terlaksana.

Trump juga mengatakan Merkel membuat kesalahan besar dengan mengizinkan lebih dari satu juta pengungsi, sebagian besar Muslim melarikan diri dari perang di Timur Tengah untuk datang ke Jerman.

Pemimpin Jerman itu, yang berusaha mendapatkan masa bakti keempatnya, menahan diri untuk terlalu kritis pada Trump meskipun secara tegas ia menawarkan kerja sama dengan Trump dalam hal demokrasi, kebebasan, menghormati hukum dan martabat manusia, terlepas dari asal, warna kulit, agama, jenis kelamin, orientasi seksual atau keinginan politik.

Pada awal pekan ini, ia mengatakan bahwa keterbukaan, bukan populisme, polarisasi atau isolasi, yang menjadi jawaban terhadap tantangan globalisasi dan digitalisasi dunia. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara