“Sampai-sampai CEO Total, Patrick Pouyanne, datang ke Jakarta pada 7 April 2017 yang lalu, karena adanya sinyal dari pejabat negara yang akan memenuhi permintaan Total. Menteri ESDM, Ignatius Jonan pernah mengatakan akan memberi kesempatan kepada Total untuk memiliki 39 persen saham dan menjadi operator Mahakam pasca 2017,” ujar dia.
“Karena adanya keberatan berbagai pihak, protes sejumlah kalangan dan telah terbitnya surat penawaran resmi dari Sudirman Said pada 2016, Kementerian ESDM urung memenuhi permintaan Patrick Pouyanne pada April 2017,” tambah dia.
Lalu saat ini Kementerian ESDM menjadi bermurah hati dan berencana memenuhi permintaan Total. Marwan merasa pemerintah terlalu lemah terhadap kemauan asing.
“Mengapa Pemeringahan Jokowi justru tunduk pada tuntutan asing? Kita pantas mempertanyakan motif dibalik perubahan sikap ini. Kita pun menuntut agar pengalihan saham Blok Mahakam dilakukan sesuai dengan konstitusi dan kepentingan ketahanan energi nasional. Kita harus menjaga martabat dan harga diri bangsa, dan tidak lagi mengidap penyakit inlander dan bermental budak,” tegas dia.
Kemudian dia mengkhwatirkan jika nilai akuisisi saham ditetapkan tanpa melalui perhitungan yang wajar dan transparan serta melibatkan lembaga penilai independen, maka ada potensi praktik suap-menyuap.
Laporan: Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid