“BPPTKG akan pantau terus bagaimana aktivitas Gunung Merapi. Akn tetapi, dari letusan-letusan freatik yang terjadi akhir-akhir ini, semuanya terjadi secara mendadak atau hanya ada sedikit tanda-tanda saja,” katanya.

Hal itu, lanjut Agus, menunjukkan masih tingginya akumulasi tekanan dari dalam hingga menyebabkan terjadinya gempa vulkano tektonik atau gempa dangkal yang kemungkinan besar disebabkan adanya batuan yang pecah.

Meskipun demikian, jika dibanding letusan freatik yang terjadi sehari sebelumnya dengan jeda 8 jam tiap letusan, letusan yang terjadi pada Rabu dini hari memiliki jeda jauh lebih lama, sekitar 26 jam.

“BPPTKG akan terus pantau bagaimana perkembangannya. Dikuti saja bagaimana perkembangan aktivitas Gunung Merapi, termasuk aktivitas yang mengarah ke letusan magmatis,” katanya.

Hingga Rabu, lanjut dia, status Gunung Merapi tetap dinyatakan waspada. Berdasarkan data pemantauan pada peristiwa erupsi 2006 dan 2010 terdapat tanda-tanda yang menunjukkan dengan jelas adanya pergerakan magma.