Jakarta, Aktual.co — Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan, meski harga BBM Subsidi naik potensi jebolnya kuota BBM subsidi tetap masih besar. Pasalnya, harga minyak jenis ini baru dinaikkan jelang akhir tahun sehingga konsumsi BBM subsidi hanya dapat ditekan 300.000 kiloliter (KL).
“Sebelum ada kenaikan harga BBM atau sebelum 18 November kemarin, kita hitung-hitung jatah BBM subsidi akan defisit sebanyak 1,9 juta KL,” ujar Hanung Budya di Jakarta Utara, Selasa (25/11).
Akan tetapi, lanjutnya, setelah ada kenaikan harga BBM Rp2.000 per liter, diperkirakan ada penurunan defisit jatah BBM subsidi sebanyak 1,6-1,7 juta KL.
“Setelah naik Rp2.000 per liter kita hitung-hitung prognosa over kuota sebesar 1,6-1,7 juta KL. Jadi dengan kenaikan harga BBM, ada penghematan atau penurunan konsumsi 200.000-300.000 KL sampai akhir tahun ini,” ungkapnya.
Hanung menegaskan bahwa pihaknya memperkirakan jatah BBM subsidi akan habis sekitar tanggal 20 Desember. Akan tetapi masyarakat diharapkan tidak panik karena Pertamina telah memastikan stok BBM cukup hingga akhir tahun.
“Awalnya di tanggal 20-an ya, mundur beberapa hari saja. Tapi nggak usah khawatir tentang kuota. Pertamina jamin pasokan BBM subsidi tetap ada. Nanti Kementerian Keuangan akan rapat dengan Pertamina untuk hitung-hitungan kuota, berapa dana subsidi yang diperlukan untuk tambahan kuota,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka