Jakarta, Aktual.com — Bank sentral Jepang (BoJ) menunda peluncuran putaran stimulus baru, meskipun inflasi lemah menantang program pelonggaran moneter yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.

Melansir laman AFP, Jumat (7/8), dalam keputusan yang secara luas telah diperkirakan, bank sentral mengatakan akan mempertahankan rekor skema pembelian aset 80 triliun yen (640 miliar dolar AS) per tahun yang bertujuan untuk meningkatkan harga dan mendorong pertumbuhan.

Para pedagang sedang menunggu penjelasan rutin kepada pers oleh Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda.

“Ekonomi Jepang terus pulih moderat,” kata BoJ setelah pertemuan dua hari.

Para pembuat kebijakan menunjuk peningkatan ekspor, produksi pabrik dan belanja modal, karena Tokyo mendorong perusahaan-perusahaan untuk menaikkan upah dalam upaya merangsang belanja konsumen, setelah kenaikan pajak penjualan tahun lalu mendorong Jepang ke dalam resesi singkat.

“Terhadap latar belakang peningkatan stabil dalam lapangan pekerjaan dan situasi pendapatan, konsumsi swasta telah bertahan dan investasi perumahan telah meningkat,” kata bank.

Namun, penurunan harga energi membebani inflasi, tambahnya.

Tingkat inflasi Jepang mendekati nol jauh di bawah target BoJ dua persen, sebuah dasar upaya-upaya untuk meningkatkan perekonomian nomor tiga dunia dan menaklukkan deflasi bertahun-tahun.

Bulan lalu, bank sentral memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi, karena para analis memperingatkan atas kuartal kedua yang mengecewakan, menggarisbawahi keberhasilan tak stabil proyek pertumbuhan abenomics Tokyo.

BoJ mengatakan ekonomi akan berkembang 1,7 persen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2016, sementara inflasi akan datang pada 0,7 persen. Angka itu masing-masing turun dari perkiraan sebelumnya 2,0 persen dan 0,8 persen, Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar terlaris Yomiuri Jepang, Kuroda mengatakan bahwa, meskipun ekonomi lemah, ada sedikit peluang kebijakan segera bergerak.

“Pada titik ini, saya tidak melihat kebutuhan untuk pelonggaran tambahan,” katanya kepada surat kabar tersebut.

Kuroda menegaskan bank di jalur untuk mencapai targetnya pada tahun depan, tetapi para ekonom secara luas memperkirakan BoJ akan meluncurkan stimulus baru akhir tahun ini untuk melawan penurunan.

Artikel ini ditulis oleh: