Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, semburan abu vulkanik Gunung Agung yang kedua itu mengandung material abu tetapi komposisi abunya masih harus dianalisis.
Kepala PVMBG Kasbani menyatakan pihaknya dapat mengamati secara visual semburan abu tersebut dari tiga stasiun seismik, yakni di Desa Dukuh dan Desa Culik dan Batulompeh ke arah barat-barat daya dengan tekanan sedang.
PVMBG mencatat arah semburan abu vulkanik tersebut sesuai dengan arah angin yang bertiup lemah ke arah barat. Namun, Kasbani meminta masyarakat di sekitar Gunung Agung untuk tetap tenang dan tidak panik dengan erupsi kedua setelah sebelumnya terjadi letusan freatik (21/11).
PVMBG meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya, yakni dalam radius enam kilometer dan ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 7,5 kilometer.
Realitasnya, letusan kedua (25/11) itu memang lebih tinggi dan bahkan dua kali lipatnya, yakni menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter di atas puncak kawah, padahal sebelumnya hanya 700 meter di atas puncak kawah.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara