Kapal Induk Liaoning (Foto: Istimewa)
Kapal Induk Liaoning (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Militer China akan melaksanakan pelatihan meskipun ada provokasi dan tekanan dari pihak asing, kata surat kabar Partai Komunis pada Senin, dengan menambahkan bahwa pelatihan dengan kapal induk satu-satunya milik mereka itu akan menjadi kerutinan.

China menimbulkan keresahan pada beberapa negara di wilayah sekitarnya pada bulan lalu saat Liaoning, kapal induk mereka, bersama sejumlah kapal perang lain berlayar di sekitar Taiwan dan memasuki Samudera Pasifik, dengan China menyebutnya pelatihan rutin.

Pada awal bulan ini, Taiwan mengerahkan pesawat jet tempur dan kapal angkatan laut saat Liaoning melewati perairan, yang memisahkan kedua wilayah itu.

China mendapatkan peringatan dari orang yang ditunjuk sebagai menteri luar negeri kabinet Trump di AS, Rex Tillerson, bahwa China sebaiknya tidak diberi akses terhadap pulau yang mereka bangun di wilayah sengketa Laut China Selatan.

Surat kabar “Harian Rakyat” mengatakan bahwa komentar peringatan semacam itu tidak akan dapat menyurutkan niat China untuk melakukan latihan militer (22/1).

“Provokasi, tekanan, keinginan dan pembesar-besaran yang demikian tidak akan mencegah dilakukannya latihan rutin kemiliteran China,” kata surat kabar itu dalam tulisan.

“Campur tangan dan halangan dari negara lain di luar wilayah hanya akan merusak kepentingan bersama yang disepakati secara konsensus di wilayah ini dan di dunia,” tambahnya.

“Demikian, latihan kelautan militer China akan menjadi kegiatan rutin,” katanya.

China telah menginvestasikan miliaran dolar dalam program modernisasi militer mereka, terutama untuk angkatan laut mereka.

Angkatan laut China semakin sering melakukan latihan di perairan yang jauh dari wilayah mereka seolah ingin memperkuat kemampuan operasionalnya, dan mereka bergabung dengan patroli anti pembajakan di lepas pantai Somalia.

Pada 2015, lima kapal China melaksanakan pelatihan di perairan internasional di Laut Bering di lepas pantai negara bagian AS, Alaska.

China mengatakan mereka memerlukan pengembangan kemampuan angkatan laut mereka untuk melindungi jalur perdagangan yang diandalkan oleh perekonomian negara itu untuk mempertahankan kewajiban global dan warga negara mereka.

Pada 2015, kapal pengawal China mengungsikan warga asing dari Yaman, pertama kali militer China membantu negara lain mengungsikan warganya di tengah krisis internasional. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara