Jakarta, Aktual.com – Kinerja bank-bank BUMN yang didorong untuk mencati banyak utangan, sepertinya disambut bank pelat merah tersebut. Seperti sikap PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Padahal sejauh ini, pihak BNI bersama dua bank pekat merah lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sudah dikucuri pinjaman dari China Development Bank (CDB) yang masing-masing US$ 1 miliar. Tahun depan, BNI sendiri masih berencana untuk cari utangan bilateral itu.
“Tahun depan, kita masih berencana untuk melakukan pinjaman bilateral. Dan itu sudah kita masukkan ke dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) kita,” jelas Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni di Jakarta, Kamis (13/10).
Menurutnya, sangat mungkin sekali pihaknya akan mencari pinjaman ke luar negeri, apalagi setalah ada pinjaman CDB, pihaknya mengaku mendapat banyak tawaran pinjaman.
“Bisa saja kita akan cari pinjaman luar negeri atau bilateral. Terutama pinjaman yang seperti CDB, tenornya jangka panjang dan bunganya rendah,” kilah Baiquni.
“Karena setelah ada pinjaman CDB itu, kami banyak menerima tawaran dari bank lain ke BNI. Jadi pinjaman dari CDB itu pengaruhnya besar terhadap kreditur lainnya,” tandas dia.
Meski begitu, dia mengakui, pinjaman bilateral ini hanya untuk yang sangat penting dan mendesak.
“Kita akan ambil (pinjaman) kalau kita sangat membutuhkan ya,” cetusnya.
Namun demikian, dirinya enggan menyebut nominal pinjamannya dsn dari lembaga keuangan mana serta negara asalnya.
Ke depan, sepertinya pihak BNI akan banyak membutuhkan dana segar. Mengingat posisi likuiditas BNI sangat ketat. Hingga akhir kuartal III-2016, posisi loan to deposit ratio (LDR) yang mengalami kenaikan signifikan. Dari 87,7 persen menjadi 92,8 persen. Atau melebihi batas atas yang patok Bank Indonesia (BI).
Namun, pihaknya mengklaim posisi tersebut masih aman. Karena pertumbuhan kredit tersebut tetap didukung oleh fundamental yang kuat.
“Karena CAR (caputal adequacy ratio) tetap terjaga dengan baik. Dari 17,4 persen menjadi 18,4 persen. Dan secara fundamental, penyisihan pencadangan terjaga dengan tingkat coverage ratio naik dari 139,6% jadi 143,2%,” pungkas dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid