Jakarta, aktual.com – Keheningan libur akhir pekan di penghujung tahun dikagetkan dengan peristiwa kecelakaan lalu lintas yang melibatkan tujuh pesepeda dengan sebuah minibus di Jalan Sudirman, arah Selatan Jakarta, Sabtu (28/12).

Ketujuh pesepeda itu ditabrak seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berinisial TP di Polres Jakarta Selatan, pada pukul 06.10 WIB tepatnya depan Gedung Summitmas Jakarta Selatan.

Akibat kecelakaan tersebut, tujuh pesepeda mengalami luka ringan hingga luka berat. Ironinya setelah dilakukan pemeriksaan, pengemudi minibus TP terbukti mengkonsumsi narkoba jenis ekstasi berdasarkan hasil tes urinenya.

Dan malangnya pula, insiden itu terjadi saat tujuh pesepeda itu melintas bukan dijalurnya, tapi menggunakan sisi kanan yang seharusnya berfungsi bagi pengguna kendaraan bermotor untuk mendahului, atau berkecepatan tinggi.

“Dalam sistem lalu lintas, lajur paling kanan digunakan untuk kendaraan yang akan medahului. Otomatis kecepatanya tinggi,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Lupito.

Jika merujuk pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa pengendaraan kendaraan bermotor memprioritaskan pejalan kaki atau pesepeda.

Tetapi ada pula klausul dalam Pasal 299 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan yang menyatakan pesepeda dapat ditilang bila tidak menggunakan jalur khusus sepeda.

“Ada klausul di Pasal 299 yang menyatakan bahwa apabila setiap orang yang mengemudikan kendaraan tidak bermotor yang tidak menggunakan jalur khusus apabila ada maka dapat dilakulan penilangan,” kata Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Fahri Siregar saat ditemui di kantornya Senin (30/12).

Sepeda sebagai gaya hidup

kehadiran jalur sepeda di Jakarta mendorong kembali pencinta sepeda untuk menggunakan sepeda sebagai gaya hidup.

Itu yang dilakukan aktor Teuku Wisnu, bersepeda tidak hanya rutin di akhir pekan saat ‘car free day’ tapi saat berangkat kerja juga dilakoninya.

“Salah satu bentuk apresiasi adanya jalur sepeda ini kita ikut bersepeda juga, bukan hanya setiap CFD tapi bagaimana bersepeda jadi gaya hidup,” kata Teuku Wisnu saat ditemui pada medio November 2019.

Dude Herlino yang juga rutin bersepeda setiap akhir pekan bersama Teuku Wisnu, beranggapan jalur sepeda yang kini tersedia sudah lebih baik dari sebelumnya. Tapi untuk menjadikan Jakarta ramah bersepeda masih perlu didorong, salah satunya dengan menggiatkan bersepeda setiap saat.

Baginya bersepeda selain untuk olahraga juga untuk menjaga lingkungan dari polusi kendaraan yang dapat menganggu kesehatan.

“Saya berharap kalau bisa Pemprov DKI bisa memberikan lebih banyak lagi jalur sepeda yang dilengkapi fasilitas memadai,” kata Dude. (Eko Priyanto)

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin