Beranda Internasional Migrant Watch Minta Kemenlu Evakuasi Ribuan PMI Ilegal di Sudan

Migrant Watch Minta Kemenlu Evakuasi Ribuan PMI Ilegal di Sudan

Proses Evakuasi Warga Negara Asing di Sudan (Antara/ Reuters)

Jakarta, aktual.com – Migrant Watch meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk menyisir Pekeja Migran Indonesia (PMI) untuk dievakuasi. Tanpa terkecuali dalam hal itu, bagi Migrant Watch, evakuasi PMI ilegal.

“Kami Migrant Watch meminta Kemenlu jangan hanya berpatokan pada WNI yang tercatat saja untuk dievakuasi. Sekarang, bagaimana nasib PMI ilegal berada di Sudan? Mereka harus dievakuasi juga. Kemenlu harus menyisirnya,” kata Aznil Tan kepada awak media di Jakarta, Selasa (25/4) kemarin.

Menurut Aznil, berdasar informasi yang diterimanya, keberadaan PMI ilegal di Sudan mencapai ribuan orang. Seperti diketahui, Sudan merupakan salah satu negara dari 19 negara di kawasan Timur-Tengah yang memoratorium atau menutup sementara waktu penempatan PMI.

“Memang tidak ada data pasti, berapa PMI ilegal berada di Sudan. Namanya ilegal pasti tidak terdata. Tetapi bisa terbaca dari sinyalemen atas maraknya penempatan PMI ilegal yang lolos berangkat ke Arab Saudi, dan kemudian dibawa ke Sudan. Sedangkan, Sudan dan Arab Saudi adalah termasuk 19 negara di kawasan Timur Tengah yang dimoratorium sejak 2015,” jelasnya.

“Hipotesa kami, ada ribuan orang PMI ilegal yang juga sudah terkonfirmasi dengan terungkapnya berapa kasus perdagangan orang ke Sudan. Karena ini perintah konstitusi Indonesia, pemerintah tidak boleh tutup mata keberadaan PMI ilegal tersebut. Mereka itu adalah Warga Negara Indonesia yang mesti diselamatkan dari kondisi perang yang semakin mencekam di Sudan,” sambung dia.

Dilansir dari website Kemenlu, per tanggal 24 April, Kemenlu sudah melakukan evakuasi sebanyak 538 WNI. Para WNI yang dievakuasi sebagian besar merupakan mahasiswa Indonesia, Pekerja Migran Indonesia (PMI), karyawan perusahaan Indofood dan staf KBRI beserta keluarganya.

Mereka terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki dan 25 balita. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan bis sebanyak 8 buah dan 1 mini bus KBRI.

Evakuasi tahap 1 ini berangkat dari Khartoum pada Minggu tanggal 23 April pukul 08.00 WS (13.00 WIB). Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, operasi evakuasi akan dilakukan dalam gelombang berikutnya akibat keterbatasan bahan bakar untuk bus pengangkut.

“Terdapat 289 WNI lainnya, yang sebagian besar adalah mahasiswa dan lima pekerja perusahaan, akan dievakuasi pada tahap kedua pada kesempatan pertama,” ungkap Retno.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Megel Jekson