Jakarta, Aktual.com — Utusan pemuda dari 52 negara akan menyemarakkan rangkaian Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-52. Milad yang jatuh pada tanggal 14 Maret 2016, rangkaiannya dihelat selama empat hari di Jakarta yakni 13 hingga 16 Maret 2016.
“Milad IMM ke-52 tidak hanya acara seremonial belaka. Kami melibatkan utusan pemuda dari berbagai negara untuk merayakannya,” kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP IMM, Ela Nofitasari, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/3).
Pada pembukaan rangkaian Milad, IMM menggelar acara yang diyakini akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dunia. Yakni melalui International Youth Conference On Countering Terrorism dengan tema ‘Policing Terrorism: A New Way Of Combating Extremism’.
Acara yang dihelat Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR RI mendaulat Ketua MPR Zulkifli Hasan sebagai pembicara utama. IMM berharap acara tersebut akan menemukan gagasan sebagai sebuah solusi yang damai dalam memerangi terorisme.
“Kami menyebutnya sebagai jalan baru penanggulangan kasus tindak terorisme. Utusan pemuda dari 52 negara akan merumuskan strategi dan konsep mengenai jalan baru untuk memerangi kegiatan terorisme,” jelas Ela.
Rencananya, beberapa tokoh nasional dan internasional akan hadir dalam rangkaian Milad IMM. Diantaranya Buya Syafi’i, Hasyim Muzadi, Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Busyro Muqoddas, Yanyan Muhammad Yani dan Bupati Kutai Kertanegara Rita Widyasari.
Kemudian Kepala BNPT Saud Usman Nasution, Rahmawati Sukarno Putri, Dubes Amerika Serikat Robert O Blake, Dubes Australia Paul Grigson, Dubes Turki Zekeriya Akcam, President Asia Africa Youth Goverment (AAYG) Beni Pramula, President of Organitations Islamic Coorperations Youth OIC Tan Taufiq Lubis dan Sekjen AAYG asal Bangladesh Muhiuddin Muhi.
“Dalam menangani tindak terorisme, Indonesia mendapat pujian masyarakat internasional, namun banyak juga kritik yang dilontarkan para tokoh nasional terhadap cara penanganan yang dirasa kurang efektif,” kata Ela.
Ketua Umum DPP IMM Beni Pramula mengatakan, pada Milad ke 52 IMM kali ini pihaknya ingin memberikan perspektif baru pada dunia bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Agama yang damai untuk kehidupan berbangsa dan bernegara dibelahan dunia manapun.
“Kami percaya bahwa setiap agama mengajarkan kebaikan dan kekerasan, terorisme, ancaman, radikalisme tidak dibenarkan oleh agama manapun dan pelakunya tidak hanya oleh kelompok organisasi,” kata dia.
“Saya menyakini bahwa terorisme ada lebih kepada ranah politik. Maksudnya apa? Kalau rakyat sejahtera, keadilan merata, hukum adil, pemimpin amanah dan mencintai rakyatnya, politisi tidak korup, terorisme dan kejahatan lainnya tidak akan ada. Setidaknya dapat kita minimalisir,” sambung Beni
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan