Jakarta, Aktual.com – Pengamat Politik dari IndoStrategi Pangi Syarwi Chaniago, menilai setidaknya ada dua kunci atau instrumen untuk menang dalam perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar. Pertama kekuasaan, kedua adalah uang.

Pangi mengatakan, apabila didukung oleh kedua instrumen tersebut, maka kans untuk menjadi orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin itu hampir bisa diprediksi (forecast) akan berlangsung mulus. Figur tersebut menyasar Ketua DPR RI Ade Komarudin atau yang akrab disapa Akom dan jug memiliki hubungan dekat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

“Akom memenuhi instrumen kekuasaan dan instrumen uang. Figur yang lebih dekat dengan saluran kekuasaan adalah Akom. Sudah rahasia umum Akom tentu saja lebih dekat ke Jusuf Kalla (JK). JK memiliki uang dan memiliki kekuasaan,” ujar Pangi di Jakarta, Sabtu (27/2).

“Tidak bisa dipungkiri JK punya syahwat politik untuk mengambil alih Golkar sehingga posisinya lebih kuat sebagai Wapres,” sambungnya.

Menurut Pangi, bukan tanpa alasan JK memilih Akom. Sebab Akom menjabat sebagai orang nomor satu di Senayan dan punya pengalaman dan rekam jejak yang tidak cacat moral. Dengan begitu, kata dia, pada tataran eksekutif JK didukung oleh kekuatan politik Golkar, sedangkan legislatif didukung oleh ketua DPR.

Pada akhirnya, lanjut Pangi, JK hampir menguasai infrastruktur dan suprastruktur politik. “Di situ hebatnya dan ngerinya kalau kita membaca taktik politik wapres JK,” katanya.

“Sekarang bukan lagi ujungnya soal pertarungan “head to head” antara Akom dengan Setnov (Setya Novanto). Kurang tepat polarisasi kontestasi perebutan kekuasaan hanya mengerucut pada dua kutub saja (bipolar) atau titik kekuasaan menyebar (polycentrum). Sebetulnya tinggal satu kutub saja (unipolar), satu calon yang kuat dan dominan. Dengan dua instrumen di atas hampir mengerucut dan bisa dipastikan Akom mulus jadi ketum Golkar,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh: