Jakarta, Aktual.co —Kembali, Yaman bergolak. AS, Inggris dan Perancis telah menutup kedutaan mereka di Yaman atas masalah keamanan di negara termiskin di Timur Tengah itu. Kini, pemberontak menyita lebih dari 30 kendaraan kedutaan besar AS di Ibu Kota, Sana’a, setelah duta dan diplomat meninggalkan negara.

Puluhan ribu demonstran turun ke jalan-jalan di pusat kota Taiz, Rabu dan ratusan lainnya Sana’a dalam protes terbesar yang melawan gerakan Houthi, yang menyerbu Sana’a pada bulan September dan secara resmi mengambil alih kekuasaan pekan lalu. “Tindakan sepihak Terbaru mengganggu proses transisi politik di Yaman, menciptakan risiko yang diperbaharui kekerasan akan mengancam Yaman dan komunitas diplomatik di Sanaa,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki. Sementara karyawan kedutaan Jerman mengatakan misinya juga menyingkirkan dokumen sensitif dan akan segera tutup.

Gerakan Houthi telah disebut langkahnya “revolusi” dan mengatakan itu maju dari redoubts tradisional di Yaman utara untuk membersihkan negara dari korupsi dan bahaya ekonomi. Pemimpinnya, Abdel Malik al-Houthi, telah mengkritik apa yang disebutnya campur tangan Barat di Yaman.

Tapi Houthi menyerang dengan nada damai dalam pidato yang disiarkan televisi pada Selasa, karena dialog lanjutan antara pihak Yaman yang sebagian besar menentang keputusan Houthi untuk membubarkan parlemen. “Ini adalah demi kepentingan setiap kekuasaan, dalam dan luar negeri, untuk menstabilkan negara ini,” katanya.

Penentang kelompok yang didukung Iran, termasuk Yaman kaya tetangga Teluk Sunni, telah mengecam pengambilalihan sebagai kudeta. Pejuang Houthi, dihiasi jubah suku dan membawa senapan otomatis, yang pos pemeriksaan dan menjaga gedung-gedung pemerintah yang mereka kuasai di ibukota pada hari Rabu.

Di Taiz, Syiah Houthi tidak banyak mengontrol. Mereka hanya membawa spanduk meneriakkan slogan-slogan menentang kelompok dan menyerukan kejatuhan mereka. Mengipasi keluar ke barat dan pusat Yaman dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Houthi maju jauh ke selatan melalui beberapa kabupaten pada Selasa malam, menurut pejabat setempat.

Pemimpin dan Sunni di wilayah selatan dan timur, yang kelompok belum merebut, mempersenjatai diri terhadap kemajuan Houthi dan dalam beberapa kasus membuat penyebab umum dengan militan Yaman al-Qaida, yang menyebabkan kekhawatiran habis-habisan sektarian perang.

Laporan: Fadlan Syiam Butho