Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) diproyeksikan masih akan berpotensi, atau kalau pun menguat, sangat terbatas.
Hal ini karena di awal pekan lalu kendati rupiah menguat, tapi kemudian seiring minimnya sentimen membuat laju rupiah mulai melemah dan kemungkinan akan berlanjut hingga pekan depan.
Demikian disampaikan analis dari PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, dalam analisis akhir pekan, Minggu (31/7).
“Penguatan laju rupiah tampaknya mulai terbatas dimana akan rentan terhadap pelemahan jika sentimen yang ada tidak mendukung,” ujar Reza.
Apalagi memang, jika sentimen positif dari reshuffle dan tax amnesty mulai berangsur berkurang, maka dorongan penguatan laju rupiah pun diprediksi akan dapat berkurang.
“Rupiah diperkirakan akan cenderung kembali bergerak sideways menantikan rilis data-data ekonomi,” tandas dia.
Untuk itu, pelaku pasar diharapkan untuk mewaspadai akan pelemahan lanjutan rupiah tersebut. “Laju rupiah hampir mendekati target area resisten di level Rp13.062, namun gagal bertahan,” tegasnya.
Makanya, kata Reza, rentang support rupiah di awal pekan depan atau esok diperkirakan bisa di angka Rp13.172 dan level resisten di kisaran 13.085, sesuai kurs tengah BI.
Awalnya, sentimen perombakan kabinet membuat rupiah bergerak menguat beriringan dengan penguatan USD sebelumnya.
Meski FOMC menetapkan tingkat suku bunganya tidak berubah di kisaran level 0,25-0,5% di bulan Juli, namun sentimen tersebut belum mampu bagi USD untuk berbalik menguat setelah hanya bergerak flat terhadap mata uang lain seperti EUR, AUD, serta GBP.
“Kendati USD Indeks masih tertekan, namun gagal membuat rupiah untuk bergerak berbalik arah setelah turun tipis di beberapa hari pekan lalu. Jika sentimen minim, rupiah nanti bisa jadi masih akan melemah,” pungkas Reza.
Laporan: Bustomi
Artikel ini ditulis oleh: