Lebak, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, meningkatkan kewaspadaan bencana alam guna mengantisipasi resiko pengurangan kebencanaan di daerah itu.
“Kami selama dua bulan terakhir ini menetapkan status siaga banjir, longsor dan angin kencang,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Selasa (12/1).
Peningkatan kewaspadaan ini guna mengantisipasi pengurangan resiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Selain itu juga tidak mengakibatkan kerugian material cukup besar.
Berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banten, diperkirakan sepanjang Januari-Februari 2016 curah hujan meningkat di wilayah Kabupaten Lebak.
Frekuensi hujan terjadi pagi, siang, sore dan dinihari berlangsung antara 3,5 jam sampai 7 jam.
Selain itu, tiupan angin cukup kencang dan bergerak dari arah selatan.
Cuaca buruk seperti itu dipastikan menimbulkan bencana alam, seperti banjir dan longsor serta angin kencang.
Selama ini, jumlah masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor, yakni mereka berada di bantaran aliran sungai dan perbukitan cukup banyak dan mencapai ribuan kepala keluarga.
“Kami mengingatkan warga mengungsi ke tempat lain jika hujan terus menerus khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir,” kata Kaprawi.
Ia menyebutkan jumlah desa di Kabupaten Lebak yang masuk kategori rawan banjir tahunan dan longsor tercatat 42 desa di Kecamatan Wanasalam, Banjarsari, Rangkasbitung, Warunggunung, Cileles, Cibadak, Leuwidamar, Bayah, Cikulur, Cimarga, Kalanganyar, Sobang, Cibeber, Cilograng, dan Sajira.
Menurut dia wilayah rawan bencana alam tersebut karena lokasinya berada di tepi sungai, perbukitan dan pegunungan.
“Kami berharap masyarakat selalu siaga saat hujan turun agar tidak menjadi korban banjir dan longsor,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara