Sementara efisiensi dari susut jaringan sangat tidak bisa diharapkan untuk membantu keuangan PLN, terlihat efisiensi dari susust jaringan tahun 2016 sebesar 10,34 persen, angka itu lebih baik dari capaian 2017 hanya 9,60 persen. Sedangkan target pada tahun 2018 tidak mengalami perubahan yakni sebesar 9,60 persen.

Adapun diketahui, hingga saat ini bauran energi dari kapasitas pembangkit terpasang yakni sebesar 60 GW, terdiri dari batubara 57,22 persen. Menyusul gas sebesar 24,82 persen, BBM 5,81 persen, Air 7,06 persen, panas bumi dan lainnya 5,09 persen.

Dengan komposisi yang didominasi batubara, sementara harga komoditas tersebut kian melambung, tentunya berimbas pada labah PLN. Pada tahun 2015 tercatat labah bersihnya Rp 15,6 triliun. Tahun 2016 turun menjadi Rp 10,5 triliun. Sedangkan untuk semester pertama 2017 hanya mencatat Rp 2,3 triliun atau tidak mencapai target sebesar Rp 6 triliun.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby