Jakarta, Aktual.com — Pemerintah sosialis Venezuela menetapkan sebuah status “darurat ekonomi” dan menerbitkan data yang menunjukkan kedalaman resesi disebabkan oleh harga minyak yang rendah.
Statistik menunjukkan sejak akhir 2014, mengatakan ekonomi Amerika Selatan sebagai anggota OPEC menyusut 4,5 persen dalam sembilan bulan pertama tahun lalu.
Inflasi melonjak dalam periode tingkat tahunan 141,5 persen. Presiden Venezuela, Nicolas Maduro kehilangan kendali Majelis Nasional akibat ketidakpuasan atas krisis.
Pihak oposisi mengatakan ia memiliki kekuatan untuk menyetujui atau menolak, menetapkan 60 hari “darurat ekonomi” dan akan memberi Maduro kekuasaan yang lebih luas untuk campur tangan dalam perusahaan atau membatasi akses ke mata uang.
“Kami ingin menegaskan kembali kepercayaan dari rakyat Venezuela dalam revolusi,” kata wakil presiden baru Luis Salas, seperti yang dilangsir dari VOA.
Diperkirakan pada Jumat Maduro akan menggabungkan kontrol mata uang tiga-tier Venezuela menjadi dua, menggantikan tingkat terkuat 6,3 bolivar terhadap dolar dengan tingkat 35.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Nebby
