Jakarta, Aktual.com — Masyarakat kembali dihadapkan dengan kondisi rasa was-was, pasalnya pergerakan harga minyak dunia yang kian merangkak naik menuntut masyarakat untuk bersiap diri akan kenaikan harga BBM di dalam negeri.

“Tentu akan adjustment dari pergerakan harga minyak terhadap harga BBM, tapi juga harus dilihat tergantung dari nilai tukar rupiahnya,” kata pengamat energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro, Kamis (2/6).

Namun Komaidi berharap pemerintah menepati janjinya untuk tidak menaikkan harga BBM ketika minyak dunia mengalami lonjakan dalam waktu dekat.

“Kan strategi pemerintah ketika ada penurunan harga minyak tidak diturunkan semua harga BBM nya. Mudah-mudahan ini bisa dipertahankan setelah lebaran nanti,” tukasnya.

Lebih lanjut , Komaidi berpesan ketika ada penyesuaian harga diharapkan dilakukan dengan momen yang tepat. Jangan sampai di momen puasa ini ada adjustment harga, apalagi masyarakat tengah mengalami kesulitan ekonomi dan penurunan daya beli.

Sementara itu, Ketua Harian YLKI Tulus Abadi mengungkapkan tidak ada pilihan lain bagi masyarakat selain menghadapi kemungkinan kenaikan harga BBM.

“Mau nggak mau masyarakat, kita harus bersiap-siap ketika kemungkinan besar prediksinya harga minyak dunia naik nantinya kemungkinan besar dipastikan harga BBM juga turut naik” kata Tulus.

Tulus juga mengungkapkan agar ke depan Indonesia tidak perlu lagi bergantung pada fluktuatif harga minyak dengan cara pemerintah tidak terlalu cepat menerapkan kebijakan yang populis.

“YLKI selalu mengusulkan ketika harga minyak mentah turun, kita tidak harus menurunkan harga BBM. Tapi selisih harganya itu disimpan dan ditabung jika nanti harga minyak dunia naik atau rebound kita tidak perlu lagi naikan harga BBM,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan