Jakarta, Aktual.com – Penjualan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri diperkirakan akan melonjak naik sebagai imbas dari pengaruh harga minyak mentah (crude) di pasar global yang telah berada dikisaran USD 50 per barel.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menuturkan asumsi Harga Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar USD45 pe rbarel, jika selisih angka itu terus melebar, akan memberi pengaruh kepada pasar domestik.
“Kalau ICP meleset kemungkinan besar harga BBM akan naik, karena konsumsi masih susah untuk diganti dengan energi lain di luar BBM,” katanya pada Aktual.com, di Jakarta, Senin (22/5).
Untuk dipahami bahwa baru-baru ini pemerintah telah menunjukkan selisih asumsi ICP dengan realisasi. Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan rata-rata ICP pada bulan April 2017 mengalami peningkatan dibandingkan Maret 2017. ICP April 2017 mencapai USD 49,56 per barel, naik USD 0,85 per barel dari USD 48,71 per barel pada bulan sebelumnya.
Sedangkan ICP SLC pada April 2017 mencapai USD 50,51 per barel, naik USD 0,89 per barel dari USD 49,62 per barel pada Maret 2017.
Sementara itu, berdasarkam data yang dirilis Ditjem Miga pada Rabu (3/5), perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan April 2017 dibandingkan bulan Maret 2017 mengalami peningkatan menjadi sebagai berikut:
Brent (ICE) naik sebesar USD 1,28 per barel dari USD 52,54 per barel menjadi USD 53,82 per barel.
WTI (Nymex) naik sebesar USD 1,45 per barel dari USD 49,67 per barel menjadi USD 51,12 per barel. Basket OPEC naik sebesar USD 1,15 per barel dari USD 50,32 per barel menjadi USD 51,47 per barel.
(Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka