Ekspresi Menteri ESDM sekaligus Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN) Sudirman Said saat mendengarkan pertanyaan dari media usai Sidang DEN ke-16 di Banda Aceh, Aceh, Sabtu (12/12). Dalam sidang itu DEN memfinalkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebagai panduan pengelolaan secara menyeluruh agar ketahanan dan kemandirian energi nasional dapat terwujud. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/15.

Jakarta, Aktual.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengakui adanya kehilangan potensi penerimaan negara disebabkan merosotnya harga minyak dunia yang menekan sisi fiskal, namun dia belum mengkalkulasikan besaran jumlah potensi penerimaan yang hilang.

“Pasti kehilangan potensi penerimaan karena asumsi (APBN) kan USD60 per barel, dengan kondisi begini pasti akan alami penurunan, sisi fiskal tertekan. Ada hitungannya nanti saya buka lagi, karena setiap satu dolar penurunannya akan berdampak berapa itu ada hitungannya,” ujar Menteri ESDM, Sudirman Said dalam konferensi pers di kantor Direktorat Jenderal Ketenegalistrikan, Kuningan, Jakarta, Selasa (22/12).

Dalam upaya mengantisipasi gap agar tidak semakin melebar, pihaknya akan bertemu dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sekaligus untuk membahas besaran melesetnya realisasi penerimaan negara dari sektor Migas.

“Bagaimana mengatasi GAP itu, nanti kita duduk dengan Menteri Keuangan,” ujarnya.

Sebagai penanggung jawab sektor, Sudirman mengakui tidak bisa berbuat banyak atas dampak penurunan harga minyak dunia, namun ia fokus untuk meningkatkan investasi di hulu migas walau dalam kondisi menurunnya harga minyak dunia.

Untuk diketahui, per 4 Desember 2015, Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas mencatat penerimaan negara dari sektor migas baru tercapai USD12,45 miliar, atau 83,05% dari target yang ditetapkan pemerintah dalam APBN-P 2015 sebesar USD14,99 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka