Jakarta, Aktual.com — Minuman keras merupakan faktor penyebab utama terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan di Kota Sorong, Papua.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Sorong, Papua Barat, Miryam Isir di Sorong, Senin (26/10) mengatakan, bahwa kekerasan terhadap perempuan di daerah itu pada Januari-Juli 2015 tercatat 57 kasus.
Dia mengatakan, tujuh puluh persen kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Sorong adalah kekerasan fisik yang sebagian besar korban yaitu ibu rumah tangga dengan pelaku para suami yang dalam pengaruh minuman keras.
Berdasarkan laporan yang diterima oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bahwa ibu rumah tangga yang mendapat kekerasan fisik akibat suaminya konsumsi minuman keras.
Angka kekerasan terhadap perempuan di Kota Sorong, kata dia, sangat tinggi dan memprihatinkan bila dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Papua Barat.
Ia mengungkapkan, tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Sorong harus disikapi serius oleh semua pihak terlebih khusus kebijakan kepala daerah untuk menghentikan perdagangan minuman keras.
“Kami mengharapkan ada kebijakan Walikota untuk menutup tempat-tempat perdagangan minuman keras yang ada di Kota Sorong,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah harus menutup tempat-tempat prostitusi yang ada di Kota Sorong sebab itu juga salah satu faktor pemicu kekerasan terhadap perempuan.
Artikel ini ditulis oleh: