Bantuan penerangan tersebut terdiri atas lampu, aki, kotak panel, dan genset. Masing-masing rumah mendapatkan satu paket penerangan yang harganya diperkirakan sekitar Rp3 juta per paket.

Untuk memastikan angka tersebut, Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur mengatakan bahwa pihaknya akan memerintahkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa setempat, pemerintahan tingkat kecamatan, dan nagari untuk berkoordinasi dengan pihak Kodim 0308 Pariaman.

Koordinasi tersebut dimaksudkan untuk mencari data akhir dari jumlah rumah yang belum teraliri listrik. Data itu akan menjadi modal pihaknya untuk meminta bantuan kepada perusahaan serta Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah di wilayah itu.

Sementara itu, Ramalah (75), warga Korong Ladang Laweh, Nagari Sicincin, Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, mengharapkan bantuan peralatan penerangan di rumahnya. “Saya tinggal dengan cucu dan penerangan saya hanya menggunakan petromaks.”

Untuk menyalakan petromaks, dia membutuhkan minyak tanah yang harganya Rp12 ribu per liter dan bertahan sampai 5 hari. Ketika akan membeli minyak tanah tersebut, dia menitipkan kepada orang yang berladang di daerah itu. “Namun, jika orang itu tidak datang ke ladang, terpaksa tanpa penerangan.”

Dia mengaku tidak bisa pindah ke daerah lain karena tanahnya hanya di situ dan tidak memiliki uang untuk membeli lahan atau menyewa rumah yang dilewati kabel PLN.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu